Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Relawan - Fungsionaris DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)

Orang biasa saja, seorang ayah, sejak tahun 2003 aktif dalam kegiatan community development. Blog : mediawarga.id e-mail : muh_ridwan78@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anatomi Radikalisme Islam di Indonesia [Bagian Pertama]

17 Januari 2016   18:01 Diperbarui: 19 Januari 2016   20:52 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implikasi migrasi ini masih terasa hingga sekarang dimana peran para keturunan Arab Indonesia khususnya para ulama yang dikenal masyarakat dengan sebutan Habaib mempunyai peran yang sangat penting dalam dakwah Islam. Para keturunan Arab Indonesia ini pun membentuk sebuah organisasi dengan nama Al-Irsyad yang berperan penting dalam dunia pendidikan Islam. Yang paling fenomenal dari seorang keturunan Arab, sering menjadi buah bibir dan "Newsmaker" adalah sosok Habib Rizieq Shihab, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI). Saya tidak akan bahas lagi soal sepak terjangnya....

Sebaliknya, selama berabad-abad, jutaan orang Islam Indonesia telah mengunjungi Timur-Tengah dalam rangka ibadah haji, sebagai ulama, pejabat, pelajar/mahasiswa  maupun pedagang, sehingga interaksi antara orang Islam Indonesia dan Timur-Tengah khususnya Arab Saudi sudah terjalin sangat erat.

Diantara ulama Indonesia yang belajar di Mekkah pada awal Abad ke-20 adalah KH. Ahmad Dahlan pendiri organisasi Muhammadiyah dan KH. Hasyim Asy'ari pendiri organisasi Nahdatul Ulama (NU) yang menjadi pionir gerakan Islam di Indonesia.

Walaupun ada perbedaan pendapat terkait Islamisme antara Muhammadiyah dan NU, tapi kedua Ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut menyemaikan ide-ide Islamisme  moderat ke masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikannya.

Sebelum lahir Muhammadiyah dan NU, Syarikat Islam (SI) yang dibentuk karena pengaruh gerakan Pan Islamisme di Timur-Tengah juga menyemaikan ide-ide Islamisme dengan tujuan politik membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda.

2. Gerakan Pendidikan dan Dakwah

Dalam hal gerakan sosial, pelajar atau mahasiswa Indonesia  barangkali menjadi saluran kontemporer yang paling penting bagi ide-ide Islamis dari Timur-Tengah ke Indonesia. Ribuan pelajar Indonesia mendapat beasiswa dari negara-negara Islam Timur-Tengah untuk belajar di berbagai universitas terkemuka.

Negara tujuan utama pelajar Indonesia menuntut ilmu Islam di Timur –Tengah adalah Arab Saudi dan Mesir. Ada juga yang belajar di  Sudan, Libya, Qatar, Kuwait, Yaman, Tunisia, Syiria dan Iran. Namun, Perguruan Tinggi Islam Al-Azhar di Kairo Mesir dan perguruan Tinggi Islam di Mekkah dan Madinah adalah tujuan favorit pelajar Indonesia.

Mereka ke Timur-Tengah untuk belajar kepada ulama-ulama terkemuka. Tidak hanya belajar materi-materi klasik ilmu keislaman seperti fiqih dan ushuluddin (teologi), namun juga belajar ide-ide Islamisme.

Bagaimanapun, selama studi di Timur-Tengah, mereka punya kesempatan untuk berinteraksi  dengan kelompok-kelompok Islamis dan mengenal ide-ide atau ideologi mereka.

Dua ideologi utama yang sangat menarik perhatian mereka adalah gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) yang tumbuh pertama kali di Mesir dan Gerakan Salafi di Arab Saudi. Kedua gerakan inilah yang pada akhirnya mulai banyak pengikutnya di Indonesia selain kedua aliran mainstream di Indonesia yakni Islam tradisional yang di wakili NU, serta Islam modernis yang diwakili Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun