[caption caption="Upacara kegiatan pembentukan kader bela negara tingkat nasional berlangsung di halaman kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan di Salemba, Jakarta, Kamis (22/10). Sumber: KOMPAS.com"][/caption]Publikasi Global Fire Power (GPF) pada 17 Februari 2015 memberikan data terbaru peta kekuatan militer negara-negara di seluruh dunia. (Klik : http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp).Â
Dari publikasi terbaru GPF, Indonesia berada pada tempat terhormat, di urutan ke 12 dengan indeks 0.5231, menduduki puncak klasemen di kawasan ASEAN, bahkan mengungguli kekuatan Australia yang ada di posisi ke 13 dan Thailand di Posisi 20, bahkan Malaysia hanya ada di posisi 35 ranking militer seluruh dunia. GPF memberi informasi kekuatan militer 100 negara.
Indikator Kekuatan militer suatu negara yang digunakan GPF tidak hanya berdasarkan jumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsisista) suatu negara, namun  dihitung berdasar indeks pendukung kekuatan militer, seperti jumlah sumber daya manusia, sumber daya alam dan energi, geografi serta survival pendukung lainnya.
Penyumbang indeks terbesar kekuatan militer Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan data GPF, jumlah penduduk Indonesia:Â 253,609,643 jiwa; Jumlah tenaga kerja produktif :Â 129,075,188 orang;Â Fit For Service (Siap membela negara) : 107.538.660 orang; Jumlah Tentara aktif : 476.000 personil; Jumlah Komponen Cadangan Nasional :Â 400.000 personil; Jumlah SDM yang siap dimobilisasi saat ini :Â 4.455.139 orang.
Dari data tersebut, Indonesia memiliki potensi lebih dari 100 juta orang siap menjadi kader bela negara untuk memperkuat pertahanan nasional. Sedangkan dari segi usia dan memenuhi syarat sebagai komponen cadangan (Komcad) yang siap dimobilisasi saat ini kurang lebih 4.5 juta orang. Sedangkan Komcad yang sudah dimobilisasi melalui beberapa institusi atau organisasi seperti Polisi Pamong Praja, Pramuka, Resimen Mahasiswa, Pemuda Panca Marga, FKPPI dan lain-lain sebanyak 400 ribu orang. Jumlah yang luar biasa.
Walaupun alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia masih dibawah negara-negara adi-daya, namun, jika menggunakan strategi perang berlarut, Indonesia akan unggul dalam peperangan karena tidak akan kekurangan SDM untuk mendukung militer Indonesia.
Potensi SDM Indonesia yang besar untuk pertahanan nasional ini mendorong pemerintah meluncurkan program bela negara (PBN) tahun ini yang telah dibuka oleh Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, pada Kamis (22/10/2015).
Menurut Menhan, seperti dilansir KOMPAS.com, Kamis (22/10/2015), Program Bela Negara akan memberikan 'deterrent effect' atau daya getar kepada negara lain agar tidak bisa main-main untuk mengganggu keutuhan dan kedaulatan negara Indonesia.
Ryamizard menegaskan, program Bela Negara bukanlah wajib militer. Membela negara, secara fisik dilakukan oleh TNI. Namun program Bela Negara ini lebih menyasar pada soft power, bukan hard power.
Berikut Peringkat 20 besar negara dengan kekuatan militer terkuat berdasarkan power indeks :Â
1. USA     Power index   0.1661
2. Rusia                0.1868
3. China                0.2341
4. India                0.2695
5. Inggris               0.2743
6. Prancis               0.3065
7. Korsel                0.3098
8. Jerman               0.3505
9. Jepang               0.3836
10. Turki                0.4335
11. Israel               0.4074 Â
12. Indonesia           0.5231
13. Australia             0.5281
14. Canada              0.5625
15. Taiwan               0.5671
16. Italia                0.5735
17. Pakistan              0.6122
18. Mesir                0.6214
19. Polandia              0.6688
20. Thailand              0.6833
Di olah dari : http://www.globalfirepower.com/. Â
Baca juga:
Tentara, Politik dan Isu Kudeta
Karya Monumental SBY di Bidang Militer
Notes From Lampung : NKRI Harga Mati Vs. Kesejahteraan Rakyat
Provokasi Perbatasan Indonesia, By Design?
Pesawat F-16 Singapura Provokasi Indonesia?
5 Nelayan Papua Hilang setelah Kapalnya Dibakar Tentara PNGÂ Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H