Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Fallacy (Kesesatan Berpikir)

24 Februari 2020   01:38 Diperbarui: 24 Februari 2020   01:38 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Figurisme

Figurisme atau Ketokohan adalah sebuah cara berpikir yang menjadi sesosok manusia sebagai tolok ukur kebenaran. Dimana kita menganggap apapun yang diucapkan orang tersebut adalah benar, bagaimanapun yang dilakukan oleh orang tersebut adalah benar, dst. Sikap ini menjadi sangat berbahaya karena sangat subjektif (menilai sesuatu berdasarkan kulit, bukan isi), menjadi sesosok tokoh kebal terhadap kritik dan kesalahan. Hal ini tidak dibenarkan dalam pemikiran, karena bagaimanapun seseorang harus jujur dan terbuka mengenai kebenaran. Bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang dimiliki atau disandang begitu saja, melainkan sesuatu yang diraih dan dibuktikan.

Contoh:

Ketika seseorang berkata mengenai, perempuan bisa hamil ketika berenang dan kelaminnya kemasukan sperma laki-laki. Lalu, karena orang tersebut memiliki suatu kedudukan yang tinggi kita sekonyong-konyong membenarkan ucapan tersebut. Padahal ucapan tersebut tidak pernah bisa dibenarkan oleh ilmu manapun, dalam hal ini ilmu biologi dan kedokteran. (#kpai) hehehehe....

Seperti yang sebelumnya saya katakan, mungkin pembahasan ini sudah dibahas ribuan kali dalam media, pandangan, istilah dan gaya yang berbeda. Saya hanya mengutarakannya dan mudah-mudah bisa mempermudah pembaca untuk memahami maksud dan tujuan dari pembahasan ini. Lebih kurangnya ya jangan dikurangin yaa.... Untungnya sedikit saya juga.... Hehehehe....

Pembaca boleh saja menambahkan, tapi jangan mengurangi... Sebab kehidupan ini berjalan maju (bertambah) bukan mundur (berkurang).

Terimakasih....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun