Mohon tunggu...
Ridha Atha Anseliana
Ridha Atha Anseliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Focus On Your Strength

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Laporan Observasi Kelompok 6 Smiley ke-SMPN 232 Jakarta Mengenai Bullying Verbal

7 Oktober 2024   20:20 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada hari Sabtu, 28 September 2024 pulul 07.00-13.00 wib, kami telah melakukan kegiatan pengabdian di sekolah SMPN 232 Jakarta. Kegiatan sangat menyenangkan karena membahas mengenai Perundungan atau yang kerap dikenal dengan istilah bullying, khususnya bullying verbal, merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah, termasuk di tingkat SMP. Siswa sering kali tidak menyadari bahwa perkataan atau ejekan yang mereka anggap biasa dapat melukai perasaan orang lain dan berdampak negatif terhadap perkembangan psikologis korban. Berdasarkan hasil survei yang menunjukkan tingginya kasus bullying verbal di sekolah-sekolah, pihak sekolah berinisiatif untuk menyelenggarakan pemaparan materi terkait bullying verbal dengan tujuan meningkatkan kesadaran siswa akan dampak buruk dari perilaku tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai definisi, bentuk, dan dampak bullying verbal. Dengan adanya kegiatan pemaparan materi bullying verbal ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga perkataan dan sikap dalam pertemanannya dengan teman sebaya. Manfaat dari kegiatan ini adalah menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif untuk pembelajaran dan ramah untuk Kesehatan mental, di mana siswa saling menghormati dan dapat berkembang tanpa adanya tekanan dari tindakan bullying. Selain itu, kegiatan ini juga berperan dalam membentuk karakter siswa yang lebih peka dan empati terhadap sesame, baik di sekolah ataupun dalam lingkup bermasyarakat. 

Dengan adanya kegiatan ini mereka jadi mengetahui tentang :

Pengertian Bullying : Bullying adalah perilaku agresif berulang yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban, yang lebih rentan. Ini bisa terjadi secara fisik, verbal, sosial, atau online (cyberbullying), dengan dampak negatif pada kesehatan fisik, emosional, mental korban, serta lingkungan sosial dan akademiknya.

Faktor penyebab bullying meliputi :

1. Keluarga : Keluarga bermasalah, orang tua sering menghukum berlebihan, dan kurangnya komunikasi.

2. Kelompok Sebaya : Pengaruh pergaulan.

3. Media : Anak meniru 64% gerakan dan 43% kata-kata dari tayangan yang mereka tonton.

4. Lingkungan Sosial : Kondisi sosial yang mendukung perilaku bullying.

5. Sekolah : Kurangnya perhatian dari pihak sekolah terhadap bullying memperkuat perilaku pelaku.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Bullying :

1. Aksesibilitas Media Sosial : Media sosial memudahkan komunikasi, tetapi juga membuka peluang bullying.

2. Anonimitas : Identitas palsu memicu cyberbullying karena pelaku merasa aman dari konsekuensi.

3. Penyebaran Cepat : Konten bullying mudah menyebar luas, memperparah dampak pada korban.

4. Standar Sosial : Tekanan dari standar kecantikan dan popularitas di media sosial memicu bullying.

5. Dampak Jangka Panjang : Konten bullying bertahan lama, memperburuk dampak psikologis korban.

6. Kurangnya Regulasi : Banyak platform belum memiliki kontrol efektif untuk menangani bullying.

7. Solusi : Edukasi, kebijakan tegas, dan kesadaran pengguna diperlukan untuk mencegah bullying.

Kami juga mendapatkan banyak pertanyaan dari mereka, seperti :

1. Apa yang harus kita lakukan saat menjadi korban bully?

2. Siapa yang harus kita datangi saat mengalami tindakan pembulian?

3. Di mana saja pembulian bisa terjadi?

4. Kapan kita dapat mengetahui bahwa hal tersebut termasuk pembulian?

5. Mengapa di era sekarang pembulian sering terjadi?

6. Bagaimana cara menghadapi pelaku pembulian yang sudah dinasihati, tapi tetap saja tidak berubah?

Dan ini hasil jawaban yang kami dapatkan :

1. Hal-Hal yang Dapat Dilakukan Saat Menjadi Korban Bullying.

- Tetap tenang agar tidak memperkeruh keadaan.

- Usahakan tidak terlihat lebih lemah.

- Cari dukungan, contohnya yaitu, memiliki teman yang bisa berbagi keluh kesah.

- Usahakan memiliki bukti saat pembulian terjadi.

- Jika sudah memiliki bukti, laporkan kepada pihak sekolah yang berwenang.

- Jika merasa kesehatan mentalmu sedang tidak baik, coba cari bantuan dari tenaga ahli seperti psikolog.

- Tetap buktikan kepada pelaku pembully bahwa kamu bisa melakukan hal yang dikatakan mereka tersebut.

2. Beberapa Orang yang Bisa Menjadi Penolong Saat Terjadi Bully.

- Sahabat, Jika kamu memiliki sahabat yang bisa dipercaya dan selalu mendukung satu sama lain, maka dia bisa diandalkan untuk menjadi tempat bercerita ataupun teman untuk menghadapi pembully.

- Orang Tua atau Keluarga, Sebagai seorang anak pasti masih menjadi tanggung jawab keluarga. Kamu bisa menceritakan apapun yang kamu rasakan kepada keluarga, agar keluarga bisa memberikan rasa aman dan membantu melaporkan kepara pihak sekolah.

- Wali Kelas, Wali Kelas merupakan orangtua kita di sekolah, jika ada apapun maka wali kelas akan langsung bertindak.

- Guru BK atau Konselor Sekolah, Jika bercerita kepada wali kelas masih membuatmu merasa kurang aman, kamu bisa bercerita kepada konselor untuk pertolongan pertama pada mental. Konselor dapat membantu kamu memberikan saran dan berbicara pada pihak terkait untuk menghentikan perundungan.

- Kepala Sekolah, Pihak sekolah bertanggungjawab atas keamanan para siswanya. Kepala sekolah berhak mengeluarkan siswa yang melakukan perundungan dari sekolah.

- Polisi atau Lembaga Perlindungan Anak, Jika kasus pembulian sudah termasuk berat, kamu bisa melapor kepada lembaga terkait untuk mendapat dukungan. Mereka bisa mendampingi kamu dan melindungi dari ancaman yang serius.

3. Ada 4 lokasi yang rentan terjadinya bullying :

- Rumah, Perundungan atau pembullyan ternyata bisa juga terjadi di lingkungan rumah. Perundungan di rumah dapat terjadi antara lain orang tua ke anak, kakak ke adik, ataupun adik ke kakak. Sebagai contoh, orang tua sering kali membandingkan kakak dengan adiknya.

- Sekolah, Sekolah paling sering menjadi lokasi bullying atau perundungan. Keberagaman yang ada di sekolah terkadang membuka peluang terjadinya perundungan. Perundungan di sekolah dapat terjadi antara guru ke siswa, guru ke guru, siswa ke guru, atau siswa ke siswa. Sebagai contoh, guru menjuluki salah satu siswa dengan sebutan anak nakal. Atau siswa lain yang memalak uang jajan temannya. Bisa juga siswa mengejek penampilan fisik guru, itu termasuk bullying.

- Lingkungan Masyarakat, Di lingkungan masyarakat, khususnya di lingkungan yang heterogen, perundungan cenderung terjadi. Perundungan bisa terjadi di mana saja, seperti di warung, taman bermain, dan tempat lainnya. Korbannya pun bisa siapa saja, mulai dari penghinaan fisik, pemukulan dll.

- Internet atau dunia maya, Perundungan yang terjadi di dunia maya dikenal dengan istilah cyberbullying atau perundungan siber. Sebagai contoh, berupa hujatan pada kolom komentar, mengunggah informasi yang tidak benar (hoax).

4. Kita dapat mengetahui bahwa tindakan tersebut termasuk bully karena :

- Pelaku intoleransi atau melakukan hal yang menyinggung SARA.

- Pelaku seringkali berbicara atau berperilaku yang dapat menyinggung orang lain, namun mereka selalu mengelak bahwa hal tersebut hanyalah sebuah candaan dengan sadar dan sengaja.

- Pelaku mendapat dukungan dari pihak tertentu.

- Korban merasa cemas atau takut.

- Adanya ketidakseimbangan.

- Pelaku bully selalu merasa lebih diatas dari korban. Baik dalam segi kekuatan, kepintaran, ataupun kekayaan.

 5. Mengapa di era sekarang pembullyan sering terjadi ?

            Karena di era sekarang kebanyakan individu individu itu kurang mendapatkan perhatian dan merasa kesepian. Pelaku bullying rata-rata mengalami kesepian dan tidak memiliki sahabat sejati. Hal tersebut membuat mereka berusaha mencari perhatian dengan cara apapun yang bisa mereka lakukan meski dampaknya merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.

6. Cara menghadapi pelaku pembullyan yang tidak jera walaupun sudah dinasehati:

Sebaiknya kamu laporkan kepada guru BK atau seseorang yang lebih tinggi tingkatannya agar merka tidak berani melawannya. Jika mereka masih belum jera maka kamu bisa melaporkannya kepada pihak berwajib. Yang terpenting kamu tidak perlu takut dan tidak perlu di pikirin setiap saat, karena orang yang membully kamu itu adalah orang yang iri sama kehidupan kamu, makannya mereka membully kamu agar mental kamu down. Maka jika kamu sudah tau bahwa mereka iri dengan kamu, hal yang harus kamu lakukan adalah tunjukkan kepada mereka bahwa kamu lebih baik dari mereka. Kamu harus fokus sama tujuan hidup kamu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun