Mohon tunggu...
Rida Ratna Purwanti
Rida Ratna Purwanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah sebuah kegiatan menyampaikan ekspresi seseorang yang dapat memberikan pengaruh kepada pembaca. Tulisan yang baik adalah yang memberikan dampak positif bagi pembaca baik itu perasaan emosinya maupun tingkah laku kehidupannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salam Asmaul Husna

21 April 2024   16:04 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SALAM ASMAUL HUSNA UPAYA BRANDING

PENERAPAN BUDAYA POSITIF DI SDN KARYASARI


PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang.

Sekolah adalah tempat peserta didik menuntut ilmu. Namun lebih dari itu sekolah memiliki fungsi sebagai sebuah proses pendidikan yang mengharapkan hasil baik secara spiritual, emosional, sosial, intelektual, maupun fisik yang mengalami perkembangan secara maksimal sehingga manusia dapat tumbuh berkembang sebagai Makhluk Tuhan yang paling sempurna. 

Dengan tugas yang mulia ini maka sekolah harus memiliki target dan rancangan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. SD Negeri Karyasari I menjawab tantangan tersebut dengan berfokus kepada pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dengan pengembangan kompetensi sebagai bekal kehidupan di abad 21 dengan lebih mengutamakan karakter berakhlak mulia berlandaskan iman dan takwa. 

Peserta didik SDN Karyasari I memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam berbahasa dan pergaulan sosial masyarakat. Peserta didik terbiasa dengan bahasa kasar, dan kurang sopan.  Tugas sekolah merubah budaya kurang baik tersebut, mengganti menjadi budaya yang bermartabat dan beretika, menjadikan peserta didik memiliki akhlak mulia. Akhlak mulia merupakan bagian dari visi sekolah, yaitu "Terwujudnya Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Mandiri, dan Memiliki Kecakapan Hidup sebagai Generasi Berkebinekaan Global dengan berlandaskan Iman dan Taqwa". Maka disusunlah Misi Sekolah yaitu: "Membangun lingkungan sekolah yang membentuk peserta didik memiliki akhlak mulia, cerdas, mandiri, dan memiliki kecakapan hidup sebagai generasi berkebinekaan global dengan berlandaskan iman dan taqwa melalui pembelajaran yang berpusat pada murid, dan rutinitas kegiatan keagamaan melalui cara berinteraksi di sekolah sebagai pembiasaan". 

Dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah SDN Karyasari I selain Pembelajaran berpusat pada murid, dan pembiasaan, serta pembentukan karakter dengan disiplin positif, sesuai tujuan Pendidikan yaitu: "Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila." Pembiasaan Salam Asmaul Husna adalah bagian pencapaian karakter Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Budaya positif menjadi bagian upaya pencapaian akhlak mulia ini harus dipahami oleh seorang pendidik. Maka upaya agar peserta didik memiliki budaya disiplin positif tercetuslah kegiatan pembiasaan Salam Asmaul Husna yang diharapkan akan menjadi budaya, agar peserta didik mengenal dan hafal Asmaul Husna serta keberkahan dari pembiasaan tersebut peserta didik menjadi berakhlak mulia dan sekolah menjadi sekolah yang bermartabat. Salam,senyum, sapa, santun dengan Asmaul Husna ini merupakan bagian dari program Pembiasaan Senyum Berkharisma yang dilaksanakan di SDN Karyasari I.

Pembiasaan ini dikemas dalam bentuk senyum, salam, sapa, santun dengan tambahan menyebutkan Asmaul Husna setiap bersalaman, dengan seluruh warga sekolah, ketika datang atau pulang sekolah, atau bertemu dengan gurunya dan teman saat istirahat atau kapanpun. Budaya ini dibiasakan bersalaman antara semua warga sekolah bahkan terhadap tamu. Selain itu Asmaul Husna dibaca sebelum pembelajaran dimulai, pada saat kegiatan Jum'at Mengaji, dan pada acara PHBI (Peringatan Hari Besar Islam).

Tujuan dari program ini agar terjadi budaya baik sekaligus media menghafal Asmaul Husna, serta do'a meminta keberkahan dari Allah pemilik Asmaul Husna, sehingga kami guru dan peserta didik memiliki kelembutan hati serta kecerdasan dalam memberi dan menerima pembelajaran, serta lebih membudaya menjadi berakhlak mulia,

  1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Implementasi Pembiasaan Salam Asmaul Husna sebagai upaya branding  budaya positif di SDN Karyasari I?

b. Bagaimana dampak dari Implementasi Pembiasaan Salam Asmaul Husna terhadap perubahan karakter peserta didik SDN Karyasari I?

  1. Manfaat dan Tujuan

Salam Asmaul Husna merupakan pembiasaan yang dilakukan oleh warga SDN Karyasari I sebagai upaya pendidikan karakter dan penerapan budaya positif di sekolah. Harapannya adalah agar semua warga sekolah dapat mempraktekan praktik baik ini agar menjadi budaya dan doa bagi sekolah SDN Karyasari. Karena kami percaya bahwa ilmu akan sangat dibantu keberkahannya dengan doa dan keberserahan kepada Allah, dengan salah satunya selalu mengulang Asmaul Husna. Pembiasaan ini bermanfaat bagi: 

a. Untuk pendidik.

Sebagai pendidik salah satu tugas dan tanggungjawab kita adalah menciptakan budaya positif dengan cara menghilangkan atau mencabut gangguan-gangguan yang menghalangi proses pengembangan potensi murid. Dengan pembiasaan ini semoga dapat mempermudah upaya tersebut, guru pun terbiasa mengucapkan salam dengan selalu berserah dan berdoa dengan Asmaul Husna, hingga Allah memberikan keberkahannya kepada kita semua.

b. Untuk peserta didik.

Sebagai subjek pembelajaran, murid memiliki keleluasaan untuk bagaimana mereka belajar sehingga mampu berkembang secara optimal. Murid dibiasakan mengucapkan Asmaul husna menjadi hafal, dan mendapatkan keberkahan dari pembiasaan tersebut, sehingga hati dan akhlaknya baik. Untuk lebih luas saat peserta didik soleh akan lebih mudah lagi proses pendidikan yang mengembangkan semua potensi yang mereka miliki dengan rasa aman dan nyaman yang difasilitasi oleh guru sebagai pendidik.

c. Untuk Sekolah.

Sekolah yang menerapkan Pembiasaan Akan sangat berdampak pada perubahan karakter peserta didik, sehingga menjadi budaya positif yang memiliki nilai jual dan brand sekolah. Karyasari I Berkarisma dalam pembiasaan Senyum, Salam, Sapa Santun, sekaligus mengucapkan Asmaul Husna memiliki nilai etitut dan nilai religius yang tinggi. Semoga menjadi budaya ciri khas SDN Karyasari I yang bermartabat dan berkarisma.

BAB II

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SALAM ASMAUL HUSNA 

DI SDN KARYASARI I

  1.  Disiplin Positif

Dalam membangun budaya positif, sekolah dapat menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar siswa mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab.

Umumnya, disiplin sangat berkaitan dengan kontrol guru terhadap siswa. Menurut Dr. William Glasser dalam Control Theory terdapat beberapa miskonsepsi tentang kontrol, yaitu:

  • Ilusi bahwa guru mengontrol siswa; semua perilaku mempunyai tujuan, bahkan untuk perilaku yang tidak disukai. Untuk itu, pada dasarnya, guru tidak dapat memaksa siswa untuk berbuat sesuatu, jika siswa tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walau guru tampaknya sedang mengontrol perilaku siswa, tetapi sebenarnya siswa sedang mengizinkan dirinya untuk dikontrol. Hal ini karena kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih siswa.

  • Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat; Penguatan positif merupakan bentuk-bentuk kontrol untuk mempengaruhi siswa agar mengulangi suatu perilaku tertentu (Usaha untuk mengontrol siswa tersebut). Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan siswa tersebut akan menyadarinya dan mencoba untuk menolak bujukan guru atau mungkin akan menjadi tergantung pada pendapat guru untuk berusaha.

  • Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter; Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol siswa membuat siswa menuju identitas yang gagal karena secara tidak langsung mengajarkan mereka  belajar untuk merasa buruk tentang dirinya sendiri.

  • Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa; perilaku yang memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu yang panjang dan bahkan dapat membentuk suatu permusuhan.

Menurut Stephen R. Covey (1991), jika ingin membuat kemajuan perlahan, ubahlah sikap atau perilaku Anda. Tetapi, jika ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah cara Anda melihat dunia, ubahlah cara Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, Skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang kenyataan. 

Bapak Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa, untuk menciptakan siswa yang merdeka, maka syarat utamanya harus mempunyai disiplin yang kuat, yaitu disiplin diri yang berasal dari motivasi internal (dari dalam diri sendiri). Jika tidak mempunyai motivasi internal, maka diperlukan motivasi eksternal (orang lain) untuk mendisiplinkan dirinya.

Diana Gossen menyatakan bahwa kata disiplin berasal dari bahasa latin, disciplina yang berarti belajar. Kata disciplina  juga berasal dari akar kata yang sama, yaitu disciple atau murid/pengikut. Diana juga menyatakan bahwa, disiplin juga berkonotasi dengan disiplin diri siswa. Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali semua potensi dirinya untuk mencapai suatu tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna.

  1. Pembiasaan Senyum, Salam, Sapa, Santun
    Budaya 4S adalah senyum, salam dan sapa, santun ini digunakan dalam kehidupan masyarakat terutama di Indonesia dan menjadi suatu ciri khas budaya Indonesia. Hal ini pun diawali dari lingkungan sekolah terutama SDN Karyasari I, untuk menciptakan suasana sekolah yang ramah dan nyaman yaitu dengan melestarikan kebiasaan senyum, salam dan sapa, santun. Pembiasaan ini sudah terlebih dahulu dilaksanakan di SDN Karyasari I, pada sejak tahun 2018, dan pada tahun 2020 pembiasaan ini ditambah dengan pengucapan Asmaul Husna saat semua melakukan salam.

  1. Salam Asmaul Husna

Arti secara Bahasa dan Istilah, Kata asmaul husna berasal dari bahasa arab Al-Asma'u yang memiliki arti nama-nama, beberapa nama dan al-Husna yang berarti yang baik, yang indah. Sedang Menurut istilah, asmaul husna berarti nama-nama yang indah bagi Allah. Asmaul Husna hanya layak disandang oleh Allah SWT, sesuai kebesaran dan keagungan-Nya. Asmaul husna Allah bersifat sempurna, sedangkan nama-nama baik bagi manusia banyak memiliki kelemahan.

Sejarah Diturunkan Ayat tentang Asmaul Husna di dalam kitab asbabunnuzul diterangkan bahwa pada suatu hari Rasulullah melakukan shalat di Mekah dan berdoa dengan kata-kata: "Ya Rahman, Ya Rahim". kemudian Doa tersebut terdengar oleh sebagian kaum musyrikin. saat itu kamu musyrikin berkata, "Perhatikan orang yang murtad dari agamanya! dia melarang kita menyeru dua Tuhan, dan ia sendiri menyeru dua Tuhan". Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat mu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(Q.S. Al-Isra:110)

Berdasarkan Surat Al-Isra:110, kaum musyrikin mengira bahwa Rasulullah, menyebut nama Allah dan Ar-Rahman karena sepengetahuan mereka di daerah Yamamah ada orang yang mempunyai nama Rahman. Dengan turunnya Q.S. al-Isra ayat 110.

  1. Ar Rahman = Allah Yang Maha Pengasih                              

  2. Ar Rahiim  = Allah Yang Maha Penyayang                           

  3. Al Malik = Allah Yang Maha Merajai 

  4. Al Quddus  = Allah Yang Maha Suci                              

  5. As Salaam =  Allah Yang Maha Memberi Kesejahteraan                  

  6. Al Mu`min Allah Yang Maha Memberi Keamanan                    

  7. Al Muhaimin = Allah Yang Maha Mengatur                       

  8. Al `Aziiz = Allah Yang Maha Perkasa                             

  9. Al Jabbar = Allah Yang Memiliki Mutlak Kegagahan                

  10. Al Mutakabbir = Allah Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran)

           Itulah Contoh Asmaul Husna dari 1 sampai 10, di sekolah dibiasakan mengucapkan Asmaul Husna minimal 10 Asmaul Husna, tetapi maksimalnya tidak dibatasi, sehingga bisa saja peserta didik hafal sebanyak 99 Asmaul Husna. Kegiatan pembiasaan Salam Asmaul Husna dimulai dari guru sehingga guru bukan hanya menyuruh peserta didik, tapi memberikan contoh. Asmaul Husna Yang diucapkan dari no 1 hingga tak terbatas, pengucapan boleh berurut boleh secara acak,atau tanya jawab antara yang bersalaman. 

Pembiasaan ini berjalan dengan lancar diikuti oleh seluruh guru dan siswa SDN Karyasari I bahkan orang tua wali murid yang sudah terbiasa datang kesekolah pun akan melakukan hal yang sama. Pembiasaan ini pun dilanjutkan oleh peserta didik di rumahnya.

Asesmen diberikan kepada peserta didik dalam bentuk refleksi dan uji hafalan Asmaul Husna. Jika ada peserta didik yang sudah hafal lebih dari 50, peserta didik akan diberikan penghargaan.

  1. Hambatan yang Terjadi

Dalam melaksanakan program Pembiasaan ini tentulah tidak mudah. Program ini sebenarnya sudah dicetus sejak tahun 2019, namun hanya berjalan bagi beberapa gelintir saja. Bahkan terjadi kemunduran pada pertengahan tahun 2020. Melihat hal tersebut, Sekolah memasukan pembiasaan ini menjadi program yang serius, dan dan terus dievaluasi. Sekolah menentukan penanggung jawab program pembiasaan dengan brand Program Pembiasaan Senyum Karyasari I Berkarisma yaitu Ibu Rofikoh, S.Ag., dan Bapak Subhan, S.Ag. Dengan adanya penanggung jawab, program lebih terencana dan terorganisir. Program Senyum Karyasari I Berkarisma lebih luas pada semua pembiasaan yang dilakukan di sekolah sebagai upaya penumbuhan budaya positif. 

Senyum, salam, sapa, santun, menjadi  ciri khas dan upaya branding pembiasaan di sekolah SDN Karyasari I agar terbentuk akhlak mulia, iklim religius dan peserta didik memiliki etika yang bermartabat,  yang dapat menjadi pembeda dari sekolah lainnya.

BAB III

KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT

  1. Kesimpulan. 

Budaya Positif merupakan bagian penting dalam pencapaian pembentukan karakter peserta didik, dan juga merupakan strategi mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran, maka dari itu budaya positif harus sudah menjadi ciri khas sekolah. Budaya positif harus diawali oleh prilaku guru dan bagaimana guru memberikan contoh kepada peserta didiknya. Perubahan karakter  pada peserta didik adalah menjadi penting bagi bekal etika kehidupannya di masa sekarang dan masa yang akan datang. Budaya positif terutama Salam, senyum, sapa, santun,ditambah dengan pengucapan Asmaul Husna ini akan menjadi nilai luar biasa bagi sekolah dalam pencapaian iklim sekolah yang nyaman, bermartabat, dan religius.

Guru sebagai pionir dalam upaya ini haruslah memahami penerapan budaya positif di sekolah, sehingga dapat melaksanakan aksi nyata di kelas dan sekolahnya, sehingga perubahan paradigma mengenai tujuan dan pelaksanaan disiplin positif ini menjadi budaya pada guru dan sekolah.

  1. Saran

Pembiasaan di sekolah tidak dapat dinilai sepele, karena dampak akan sangat besar terhadap perubahan karakter dan bekal hidup di masa depan peserta didik. Buatlah program yang sesuai dengan kebutuhan dan berdampak secara komprehensif. Jangan berhenti ketika program mengalami kemunduran atau perkembangan yang lambat. Pembiasaan harus terus dilaksanakan agar perubahan paradigma dan perubahan karakter serta upaya nyata dalam pencapaian pelaksanaan disiplin positif. Sekolah harus selalu melakukan refleksi dan evaluasi terhadap program agar dapat diminimalisir tingkat kegagalannya, serta menemukan solusi agar dapat dikembangkan lagi dalam bentuk yang lebih menarik hingga pembiasaan tidak membosankan dan tidak menjadi usang

  1. Tindak Lanjut

Kegiatan Pembiasaan harus ditindak lanjuti dengan kontrol dan evaluasi kegiatan yang dilakukan guru, siswa dan semua warga sekolah. Hal ini dapat menjadi bahan diskusi pada kegiatan komunitas belajar guru di sekolah agar guru dapat melanjutkan bahkan mengembangkan program, sehingga program tidak berhenti. 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.ardikabelajar.com/2021/10/rangkuman-materi-modul-guru-penggerak.html

https://www.gurusumedang.com/2022/06/modul-1.4-budaya-positif-guru-penggerak.html

https://malangposcomedia.id/disiplin-positif-siswa-guru-dan-stakeholder-sekolah/

https://blog.kejarcita.id/7-budaya-positif-yang-bisa-diterapkan-di-sekolah/

Modul 1.4  Budaya Positif Guru Penggerak kemendikbud 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun