Mohon tunggu...
Rida Ratna Purwanti
Rida Ratna Purwanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah sebuah kegiatan menyampaikan ekspresi seseorang yang dapat memberikan pengaruh kepada pembaca. Tulisan yang baik adalah yang memberikan dampak positif bagi pembaca baik itu perasaan emosinya maupun tingkah laku kehidupannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salam Asmaul Husna

21 April 2024   16:04 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah yang menerapkan Pembiasaan Akan sangat berdampak pada perubahan karakter peserta didik, sehingga menjadi budaya positif yang memiliki nilai jual dan brand sekolah. Karyasari I Berkarisma dalam pembiasaan Senyum, Salam, Sapa Santun, sekaligus mengucapkan Asmaul Husna memiliki nilai etitut dan nilai religius yang tinggi. Semoga menjadi budaya ciri khas SDN Karyasari I yang bermartabat dan berkarisma.

BAB II

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SALAM ASMAUL HUSNA 

DI SDN KARYASARI I

  1.  Disiplin Positif

Dalam membangun budaya positif, sekolah dapat menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar siswa mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab.

Umumnya, disiplin sangat berkaitan dengan kontrol guru terhadap siswa. Menurut Dr. William Glasser dalam Control Theory terdapat beberapa miskonsepsi tentang kontrol, yaitu:

  • Ilusi bahwa guru mengontrol siswa; semua perilaku mempunyai tujuan, bahkan untuk perilaku yang tidak disukai. Untuk itu, pada dasarnya, guru tidak dapat memaksa siswa untuk berbuat sesuatu, jika siswa tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walau guru tampaknya sedang mengontrol perilaku siswa, tetapi sebenarnya siswa sedang mengizinkan dirinya untuk dikontrol. Hal ini karena kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih siswa.

  • Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat; Penguatan positif merupakan bentuk-bentuk kontrol untuk mempengaruhi siswa agar mengulangi suatu perilaku tertentu (Usaha untuk mengontrol siswa tersebut). Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan siswa tersebut akan menyadarinya dan mencoba untuk menolak bujukan guru atau mungkin akan menjadi tergantung pada pendapat guru untuk berusaha.

  • Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter; Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol siswa membuat siswa menuju identitas yang gagal karena secara tidak langsung mengajarkan mereka  belajar untuk merasa buruk tentang dirinya sendiri.

  • Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa; perilaku yang memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu yang panjang dan bahkan dapat membentuk suatu permusuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun