Mohon tunggu...
Rida Nugrahawati
Rida Nugrahawati Mohon Tunggu... karyawan -

-- Penyuka Imajinasi dan Cerita Fiksi -- 🏡 Kuningan-Jabar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ternyata Benar

30 Desember 2018   19:54 Diperbarui: 30 Desember 2018   19:57 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Risa, bagiku kau segalanya. Aku tak ingin kau dekat dengan pria lain. Jadi izinkan aku untuk mengenalmu lebih jauh lagi. Maukah pulang kerja kita bertemu dulu di taman samping perpustakaan? Aku akan menunggumu di sana. Ngomong-ngomong aku sudah memesan jus alpukat kesukaanmu di kantin. Jika kau menerima ajakanku, maka kau harus mengambil dan meminumnya. Aku akan memperhatikanmu dari jauh. Aku sangat berharap kamu mengambil dan menghabiskan jus alpukat itu. Jika kau meminum jus alpukat dariku, pasti kau akan terlihat lebih manis. Dari: pria berkacamata."

Memang ketika sudah membaca surat darinya selalu membuatku senang, tersenyum sendiri. Dio memang romantis, sebenarnya kemarin sore ketika di toko buku aku ingin sekali menanyakan mengapa ia harus menjadi pria misterius yang selalu mengirim surat terhadapku.

Mengapa tak dikatakan langsung saja. Tapi aku terus menahan untuk tidak bertanya. Aku menunggunya agar mengatakan langsung kepadaku. Seperti sekarang ini. Akhirnya aku akan bertemu dengan sosok pria misterius dan berkacamata itu, walau sebenarnya aku tahu itu Dio.

Hari ini aku pergi ke kantin sendiri. Karena sahabatku Ima tidak masuk kerja. Aku melihat ada Dio di ujung kantin itu sendiri. Dio terlihat sedang memperhatikanku. Penjaga kantin memberikan segelas jus alpukat. Sesuai dengan surat yang aku baca tadi pagi. Sambil tersenyum malu aku mengambilnya dan duduk di meja tengah sendiri.

***

Sudah waktunya untuk pulang. Sangat bersemangat, karena hari ini pria misterius alias Dio akan mengutarakan perasaannya. Pasti akan ada banyak perkataan dan perlakuan romantis darinya. Sepanjang perjalanan menuju taman, aku tersenyum-senyum sendiri. Sampai orang-orang sekitar memperhatikanku. Untuk menutupi rasa malu di perhatikan banyak orang, aku memainkan ponsel sambil tersenyum. Padahal bukan ponsel sumber senyumanku.

Aku duduk di kursi taman sambil memperhatikan keadaan sekitar. Seketika ada anak kecil memberiku seikat bunga. Katanya kakak ganteng yang memberikan bunga ini. Sudah aku duga, ia memang sangat romantis. Dio, mengapa tidak dari dulu saja jujur kepadaku.

"Ekhm.." Aku kaget mendengar suara batuk, ia pasti Dio.

"Hilman?." Kataku kaget.

"Jadi bagaimana putri, maukah kau menjadi ratu di istanaku kelak. Dan maukah kau melahirkan pangeran-pangeran sebagai pemimpin negara ini?." Tanya Hilman.

"Jadi pria misterius yang berkacamata itu kamu?." Tanyaku, mengabaikan pertanyaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun