Mohon tunggu...
Rida Nugrahawati
Rida Nugrahawati Mohon Tunggu... karyawan -

-- Penyuka Imajinasi dan Cerita Fiksi -- 🏡 Kuningan-Jabar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fatamorgana Kehidupan

24 Desember 2018   20:41 Diperbarui: 24 Desember 2018   21:10 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Permisi saya keluar dulu." Ucap perawat.

Kakek itu tersenyum terhadapku. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Mungkin itu Kevin. Ketika membuka pintu, ia perawat mengantarkan makanan untuk kakek.

"Kakek makan dulu ya." Ucapku, kakek hanya mengangguk dan langsung menyuapi kakek. Aku meneteskan air mata. Untuk pertama kalinya aku membantu orang yang sedang kesusahan. Senyum tulusnya membuat hatiku lemah. Aku tidak biasa menolong orang. Aku hanya terbiasa menghabiskan uang bersama teman-teman untuk kesenangan semata. Aku menghabiskan uang hanya untuk mencari pujian mereka, sebenarnya itu tidak membuat bahagia.

"Namamu siapa?." Tanya kekek itu.

"Nury, dan kakek?."

"Iman. Terima kasih sudah menolong kakek. Pasti Allah membalasnya dengan kebahagiaan." Ucap kakek.

"Iya kek."

"Berbaktilah kepada ibu, bapakmu. Saling tolong menolong terhadap sesama manusia. Buang jauh-jauh sifat sombong, iri, dengki. Ingat nak dunia ini hanya sementara. Semua ini hanya titipan. Kebahagiaan dan kesedihan hanya sementara. Kakek ingin sedikit bercerita boleh?."

"Boleh kek." Ucapku sangat penasaran.

"Jadi dulu kakek orang yang sangat sukses dengan gelar pendidikan S3 di luar negeri. Bisnis dimana-mana, harta melimpah. Setiap hari yang kakek lakukan hanya berfoya-foya. Sangat bahagia tidak ada hal yang membuat kakek bersedih" Ucap kakek.

"Tapi mengapa aku tidak melihat keluargamu kek?." Potongku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun