"Permisi saya keluar dulu." Ucap perawat.
Kakek itu tersenyum terhadapku. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Mungkin itu Kevin. Ketika membuka pintu, ia perawat mengantarkan makanan untuk kakek.
"Kakek makan dulu ya." Ucapku, kakek hanya mengangguk dan langsung menyuapi kakek. Aku meneteskan air mata. Untuk pertama kalinya aku membantu orang yang sedang kesusahan. Senyum tulusnya membuat hatiku lemah. Aku tidak biasa menolong orang. Aku hanya terbiasa menghabiskan uang bersama teman-teman untuk kesenangan semata. Aku menghabiskan uang hanya untuk mencari pujian mereka, sebenarnya itu tidak membuat bahagia.
"Namamu siapa?." Tanya kekek itu.
"Nury, dan kakek?."
"Iman. Terima kasih sudah menolong kakek. Pasti Allah membalasnya dengan kebahagiaan." Ucap kakek.
"Iya kek."
"Berbaktilah kepada ibu, bapakmu. Saling tolong menolong terhadap sesama manusia. Buang jauh-jauh sifat sombong, iri, dengki. Ingat nak dunia ini hanya sementara. Semua ini hanya titipan. Kebahagiaan dan kesedihan hanya sementara. Kakek ingin sedikit bercerita boleh?."
"Boleh kek." Ucapku sangat penasaran.
"Jadi dulu kakek orang yang sangat sukses dengan gelar pendidikan S3 di luar negeri. Bisnis dimana-mana, harta melimpah. Setiap hari yang kakek lakukan hanya berfoya-foya. Sangat bahagia tidak ada hal yang membuat kakek bersedih" Ucap kakek.
"Tapi mengapa aku tidak melihat keluargamu kek?." Potongku.