"Tenang saja nanti akan aku traktir mi ayam bakso." Balasku.
"Ok nanti akan aku absen hadirkan." Balasnya.
Sudah aku duga. Manusia jaman sekarang sangat tunduk kepada uang. Segala sesuatu dikaitkan dengan uang. Maka dari itu aku tidak peduli kepada orang lain yang setiap saat memanfaatkanku. Termasuk kakek ini, sepertinya kakek ini memanfaatkanku.
"Anda keluarganya.? Tanya dokter keluar dari ruang IGD.
"Em..e.." Aku kebingungan.
"Jadi begini kakek sudah sadar hanya kakinya bermasalah, besok harus di lakukan operasi. Untuk beberapa saat mungkin kakek harus memakai kursi roda dan belajar berjalan sedikit demi sedikit." Ucap dokter.
"Maksudnya kaki kakek lumpuh dan tidak bisa berjalan seperti biasanya.?" Tanyaku kaget.
"Iya harus menunggu lama untuk pulih kembali. Rawat kakekmu dengan baik. Kasihan ia sudah tua, ia membutuhkan kasih sayang dari anak dan cucunya agar semangat kembali." Dokter menasihatiku.
"Iya dok."
"Oh iya ruangannya akan di pindahkan ke ruang VIP sebelah sana dek." Ucap dokter sambil menunjuk ke suatu ruangan.
Perawat membawa kakek di atas kursi roda. Aku mengikutinya dari belakang. Pertama kali aku melihat kesedihan yang teramat dalam dari raut wajahnya. Mataku berkaca-kaca. Sejak kecil aku tidak mempunyai kakek. Tidak seperti anak-anak lain. Tiba-tiba rasanya aku ingin menganggapnya seperti kakek sendiri.