Karena setelah RA, yang merupakan pacar korban ke luar dari kamar korban karena korban menolak untuk di ajak berhubungan badan, RA bertemu IH dan R di luar kamar korban. IH langsung masuk dan membekap korban dengan bantal. Perbuatan membekap korban ini tidak bisa langsung muncul seketika jika tidak direncanakan dulu.
Langsung membekap korban dengan bantal ini yang harus dilidik lebih jauh oleh penyidik, walaupun penetapan tersangka sudah dilakukan dalam kasus ini. Tetapi biar bagaimana pun, dalang, otak atau aktor intelektualnya sampai saat ini belum diungkap penyidik.
Saya meyakini IH adalah otak sekaligus aktor intelektual dibalik pembunuhan berencana terhadap korban. Mengapa? Karena pada malam hari pukul: 23:30, IH dan R tiba-tiba sampai di depan kamar korban, lalu masuk dan langsung membekap korban dengan bantal.
Kalau IH dan R hanya ingin bertemu dengan korban, tanpa niat jahat, mengapa kedatangan keduanya (IH dan R) dilakukan pada Kamis malam pukul: 23:30? Kenapa pula bisa bertemu dengan RA di depan kamar korban? Kebetulan? Tidak ada kebetulan dalam pertemuan ketiganya di depan kamar korban.
Terlebih lagi setelah masuk ke dalam kamar, IH langsung membekap korban dengan bantal, lalu memerintahkan RA untuk mengambil pisau di dapur tetapi tak ada, juga memerintahkan R untuk memegangi kaki korban.
Lalu kemudian RA ke luar kamar korban untuk mencari benda lain dan ternyata hanya menemukan cangkul yang letaknya tak jauh dari depan kamar korban. Coba kita cermati dan kita pahami lagi bahwa IH langsung masuk ke dalam kamar dan membekap korban, sedangkan RA dan R hanya diperintahkan untuk melakukan tindakan lainnya.
Terlihat jelas bahwa RA, pacar korban seolah hanya menuruti perintah IH Â Mulai dari diperintahkan mencari pisau di dapur hingga memasukan gagang cangkul ke organ vital korban (pacar RA). Logikanya dimana kalau IH tiba-tiba masuk ke dalam kamar korban langsung membekap korban dengan bantal jika tak dipikirkan dengan matang terlebih dahulu (direncanakan), dimana logikanya, dimana?
RA diperintahkan mengambil pisau, R diperintahkan memegang kaki korban. Pertanyaannya adalah mengapa IH yang memerintahkan R dan RA? Tentu inilah arah penyidikan yang harus sedikit diperlebar lagi oleh penyidik, untuk mengetahui mengapa seolah-olah IH yang mengatur semuanya?
Setelah menelaah kemungkinan IH adalah otak di balik pembunuhan berencana ini, penyidik juga harus melidik lebih jauh soal penemuan cangkul itu. Memang diketahui bahwa cangkul itu ditemukan tak jauh dari depan kamar korban, tetapi hingga saat ini dari sudut pandang hukum pidana, asal-usul dari cangkul itu tetap belum terjawab hingga detik ini.
Jika sebelumnya diketahui bahwa IH dan R tiba bersama-sama di depan kamar korban, ini perlu dilidik lagi apakah salah satu dari keduanya membawa cangkul lalu meninggalkannya tak jauh dari depan kamar korban?
Karena biar bagaimana pun juga asal-usul cangkul ini harus tetap diungkap terkait darimana datangnya cangkul itu. Keberadaan cangkul yang ditemukan RA tak jauh dari depan kamar korban harus ditelusuri lagi.