1. Neutrofil
Sudah sangat jelas bahwa neutrofil melakukan diapedesis dalam sistem imunitas. Dibuktikan dengan berpindahnya neutrofil dari pembuluh darah menutu jaringan terinfeksi setelah neutrofil menempel pada sel endothelium yang diaktifkan oleh sinyal dari makrofag lewat sitokin. Sehingga neutrofil menempel pada dinding sel endothelium, kemudian basofil mengirim histamin yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas darah, sehingga neutrofil dapat diapedesis melalui celah antar sel endothelium.
2. Basofil
Dibuktikan dengan rangsang yang dihasilkan oleh basofil berupa histamin menyebabkan celah antar sel endothelium membuka sehingga neutrofil dapat beraksi untuk melakukan fagositosis. Sehingga dipastikan basofil juga melakukan diapedesis.
3. Eosinofil
Dibuktikan dengan fungsinya sebagai pembersihan sisa dari peperangan melawan antigen dan bakteri pathogen sehingga dapat diduga bahwa eosinofil juga melakukan diapedesis untuk keluar dari pembuluh darah menuju jaringan terinfeksi untuk membersihkan.
Pada leukosit agranulosit
1. Limfosit B
Dibuktikan dengan fungsinya sebagai penghasil antibodi bagi tubuh agar tubuh kebal terhadap antigen dan bakteri-bakteri pathogen yang pernah menyerang tubuh. Sehingga perlu bagi limfosit B untuk menjalankan fungsinya dengan bantuan kemampuan diapedesis.
2. Limfosit T
Limfosit T juga dipastikan dapat melakukan diapedesis karena ditinjau dari fungsinya yaitu limfosit T memory yang berguna untuk mengidentifikasi antigen dan bakteri-bakteri pathogen untuk kemudian dikirim ke limfosit B. Sehingga perlu bagi limfosit T memory untuk diapedesis menuju langsung ke tempat jaringan terinfeksi yang penuh antigen, karena untuk dapat mengidentifikasikan antigen harus keluar dari area peredaran darah kita. Sedangkan limfosit T killer berguna untuk membunuh antigen dan bakteri-bakteri pathogen secara non-selective menon-aktivasi sel disekitarnya, sehingga perlu bagi limfosit T killer untuk keluar dari sistem peredaran darah agar dampaknya tidak terlalu berbahaya bagi tubuh.Â