[33] Christopher Wright, Hidup Sebagai Umat Tuhan, BPK - GM, Jakarta 2000: hlm. 136-137.
[34] Gerald von Rad, Old Testament Theology, Vol I, Harper & Row Publisher Incorporated, New York 1962: hlm. 370.
[35] S.M. Siahaan, Pendamaian (Syalom) Dalam Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1984: hlm. 15.
[36] G. von Rad, "Syalom In The Old Testament", dalam : Theological Dictionary of New Testament Vol II (ed.: G. Kittle), Grand Rapids, Michigan 1964: hlm. 400-403.
[37] Lih. Nico Syukur, Pustaka Teologi: Teologi Sistematika I, Kanisius, Yogyakarta 2004: hlm. 137.
[38] Berdasarkan Kej 2:7 yang menyatakan bahwa manusia dibentuk dari "debu dan tanah". Oleh sebab itulah manusia dipandang sebagai benda mati yang tidak mempunyai kehidupan dari dirinya sendiri. Bnd. J.S. Siwalette, Manusia Menurut Jurgen Moltmann, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1991: hlm. 42.
[39] Niftrik , Op. Cit., hlm. 144.
[40] Ch.Barth, Theologia Perjanjian Lama I, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1988: hlm. 62.
[41] Donald Guthrie, Teologia Perjanjian Baru I, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992: hlm. 153.
[42] Ibid., hlm. 153
[43] Bnd. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK-GM, Jakarta 2007: hlm 466.