"Sekarang boleh," ucap Laras merasa tertantang.
"Kalau sekarang jangan, siang ini aku harus ke Jakarta. Bagaimana kalau hari Sabtu depan? Jumat sore aku udah balik," ucapnya berdiri sambil memperhatikan jarum jam di tangan kirinya.
Dan mata Laras pun dengan sigap tertuju pada jarum jam dinding di belakang kasir. Selalu waktu yang sama sosok misterius itu meninggalkan toko kuenya.
"Oke, sukses ya?" ucap Laras masih berusaha menyembunyikan rasa kecewanya. Setelah tiga bulan menunggu, rasanya terlalu singkat pembicaraan yang mereka lakukan hari ini.
"Thanks..., sampai jumpa Sabtu depan," balasnya lalu pergi.
Laras terdiam sambil menatap sosok misteris itu menghilang di balik pintu toko kuenya. Hanya menggenggam sebuah janji akan kembali, tanpa sebuah naman atau nomor handphone. Sepertinya tak adil, bisiknya dalam hati. Tiga bulan bukanlah waktu yang singkat.
BERSAMBUNG...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H