Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Perjalanan "Monolog Hoegeng" (Bagian 01)

20 November 2023   03:13 Diperbarui: 28 November 2023   01:54 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siap, Bu. Kami usahakan," jawab saya.

"Satu lagi, njenengan pastinya sudah pirsa, apa dan siapa Jenderal Hoegeng. Nah, harapan saya, di pentas itu gambaran mengenai Pak Hoegeng benar-benar dapat dimunculkan dan dimengerti masyarakat. Terutama, mengenai karakter beliau. Pak Hoegeng dikenal sebagai sosok polisi yang jujur, berani, dan lain-lain itu bisa divisualisasikan dalam drama itu. Malah, kemarin waktu kami diskusi dengan Dindik, kami juga mendapat masukan, bahwa enam karakter dalam kurikulum merdeka itu ada pada pribadi Pak Hoegeng. Nah, kira-kira gimana tuh cara memasukkannya dalam pentas, mas?"

Pembicaraan terjeda sejenak. Pak Kapolres ikut nimbrung.

"Siap, Bu. Sebelum saya bikin konsepnya, saya ingin mendengar lebih banyak dulu dari Ibu. Kira-kira seperti apa yang Ibu kehendaki," balas saya.

"Karena saya seorang wanita, saya membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu yang melahirkan seorang jenderal seperti Pak Hoegeng. Pasti bangga. Dan, naluri seorang ibu, umumnya ingin memiliki putra seperti beliau. Jadi, saya pengin tuh pementasan itu juga menggambarkan sosok ibu yang melahirkan Jenderal Hoegeng. Yang kemudian, diakhiri dengan adegan ibu ini berharap agar di kemudian hari akan lahir Hoegeng-Hoegeng lainnya," jelas Bu Waka.

Sedikit mencandai dan mencairkan suasana, saya sampaikan usulan, "Bagaimana jika Ibu ikut main?"

Bu Waka langsung angkat tangan. "Tugas saya sudah sangat banyak. Acara ini, saya yang handle. Kalau saya ikut main, bisa kacau nanti," ujarnya. "Makanya, untuk urusan pentas drama, saya serahkan pada njenengan."

"Iya, Mas. Tolong dibantu kami," sahut Pak Kapolres. "Saya percayalah, mas Ribut bisa. Cuma memang agak beda konsepnya dengan yang kemarin itu. Kalau kemarin itu kan massanya banyak. Nah, kita ini mau pakai konsep yang lebih sederhana. Lebih ringkas. Kemarin itu kami cukup terkesan dengan pementasannya. Bikin kami merinding. Sampai-sampai Pak Kapolri dan Panglima TNI pun terkesan tuh. Nah, yang ini, kira-kira dengan konsep sederhana bisa nggak ya kami dibikin merinding?"

"Oh iya, benar. Kemarin itu membuat kami haru. Lha, yang sekarang kalau bisa buatlah kami lebih terkesan lagi. Bisa kan?" tambah Bu Waka.

Jogawi yang datang belakangan bersama Bayu dan Andika turut angkat bicara. "Kami paham, Bu. Untuk urusan naskah nanti biar Kang Ribut yang menggarap. Sementara kami, akan menggarap pementasan naskahnya."

"Berapa yang main kira-kira?" tanya Pak Kapolres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun