Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Skripsi Bukti Intelektualitas? Serius?

31 Agustus 2023   02:35 Diperbarui: 2 September 2023   11:31 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mengerjakan skripsi di perpustakaan. Sumber: Pixabay via kompas.com)

Dari masalah biaya saja, tak jarang membuat sebagian mahasiswa harus nyambi bekerja. Setidaknya, agar semua ongkos yang bakal mereka keluarkan itu tercukupi. 

Agar orang tua juga tidak terbebani. Konsekuensinya, kuliah mereka bisa saja terganggu gara-gara kurang fokus. Bahkan, mungkin saja saat mereka bikin skripsi, mereka merasa sangat kesulitan. Terutama, untuk membagi waktu dan pikiran.

Belum lagi bagi mahasiswa yang berasal dari desa terpencil di kawasan pegunungan sana. Saya pernah melihat langsung kehidupan masyarakat di desa asal mahasiswa itu. Biaya hidup di sana untuk ukuran orang kota sangat murah. Uang satu juta, bagi mereka sudah sangat banyak.

Tetapi, ketika mereka menyekolahkan anak bisa saja mereka jual lahan sawah, motor, bahkan sampai jualan rumah. 

Sebab, standar yang digunakan oleh kampus dalam pembiayaan kuliah dipukul rata. Nggak pandang itu anak gunung atau anak kota. Sedang, beasiswa belum tentu mereka dapatkan.

Begitu mereka pulang ke desa setelah lulus, belum tentu juga mereka sanggup dan mau membangun desanya. Karena mereka beranggapan, desa tempat mereka dilahirkan tidak menjamin masa depan mereka lebih baik. 

Betapa, durhakanya jika anggapan itu yang mereka anut. Mestinya, mereka bangun desa mereka dengan keluhuran nilai-nilai budaya desa asal mereka. 

Bukan sebaliknya, menganggap desa hanya sebagai tempat untuk menanam badan setelah mereka tua dan renta, pensiun dari pekerjaan dan pensiun dari hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun