Suatu hal yang berbeda dengan film yang pernah ada sebelumnya. Seluruh pemeran dalam film Liam dan Laila memiliki darah minangkabau, yang memang sengaja untuk bisa mengangkat nuansa minang.
Jonatan, yang masih terbata-bata dalam berbahasa Indonesia, juga harus memahami Bahasa Minang. Jebolan  French Idol 2003 ini, harus menjalani acting lab selama dua minggu di film pertama yang diperankan dan dibintanginya.  Suara lembut Jonatan menyanyikan lagu Lintas Galaksi, menjadi soundtrack film Liam dan Laila.
Kebebasan Memilih Pasangan Hidup
Dalam konferensi pers yang dilangsungkan setelah pemutaran film Liam dan Laila, Nirina Zubir mengatakan film Liam dan Laila merupakan film yang membuktikan dirinya sebagai seorang perempuan keturunan Minang.
Meski berdarah Minang, bukan berarti mudah bagi Nirina memerankan sosok Laila. Seorang sosok gadis yang  berasal dari kampung di Bukittingi. Nirina adalah perempuan modern  yang memiliki sikap ceria.
Laila perempuan introvert dan kalem. Kekerabatan yang tinggi di keluarga Minang, tak jarang membuat  untuk menerima keputusan walaupun dengan berat hati. Nirina berlatih mendalami cengkok-cengkok dalam dialek Minang. Di film Liam dan Laila, Nirina tampil menggunakan hijab.
David Chalik pemeran tokoh Jamil menyatakan ketertarikannya pada film Liam dan Laila begitu mengetahui syuting dilakukan di tanah Minang. Tepatnya di Bukittinggi, kota tempat kelahiran proklamator bangsa M Hatta. Â
Sutradara muda berusia 28 tahun yang dulunya terlibat di film berjudul Surau dan Silek ini berupaya mengangkat kebebasan seorang perempuan dalam memilih pasangan hidu. Adat tradisi tetap harus dipertahankan, tapi tetap terbuka, mandiri, dan tegas dalam memegang prinsip.Untuk film ini, Arief mengaku telah melakukan banyak riset.
Buat saya, menonton film Liam dan Laila memang seakan-akan dibawa ke ranah Minang. Suka dengan lucunya Praz Teguh yang berperan sebagai Pian sehingga menghidupkan suasana atau nyinyirnya Upiak Isil, pemilik kedai yang selalu menggosipi orang lain.