Film berjudul Wonderful Life, diangkat dari kisah nyata yang dialami  Amalia Prabowo dan Aqilurahman. Film layar lebar ini mengisahkan pengalaman keduanya dalam menghadapi disleksia.  Judul filmnya sama dengan judul buku yang telah ditulis sebelumnya. Nama dalam film yang dipakai pun sama, yakni Aqil dan Amalia.  Mulai Kamis tanggal 13 Oktober 2016, filmnya sudah bisa ditonton di seluruh  jaringan bioskop XXI.
Saat  berkesempatan menonton gala premiere film di Wonderful Life di Plaza Senayan, Jakarta,  pada 10 Oktober lalu,sangat besar ketertarikan untuk mengetahui mengenai film mengenai anak disleksia, yang  disutradarai oleh  Agus Makki, yang sudah berpengalaman dalam membuat film dokumenter.
Film keluarga yang merupakan persembahan dari Sariayu Martha Tilaar, Creative & Co (bersama Visinema Picture), dan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) ini, dibintangi oleh sejumlah aktris terkenal, yakni Atiqah Hasiholan (Amalia), Lidya Kandou (ibu Amalia), Arthur Tobing (ayah Amalia) , Alex Abbad (teman kerja Amalia), dan Didik Nini Thowok (ahli herbal).
Naskah film Wonderful Life  ditulis oleh Jenny  Jusuf, yang meraih penghargaan Piala Citra sebagai Penulis Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2015  dan sebagai penulis skenario terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2015 dalam film Filosofi Kopi.
Sederet nama ini menjadikan film Wonderful Life memang enak ditonton. Atiqah Hasiholan sebagai Amalia Prabowo mampu memainkan dengan baik perannya sebagai ibu yang tidak terima saat anaknya menyandang disleksia yang tidak bisa disembuhkan. Termasuk saat memperlihatkan rasa gemas saat melihat anaknya Aqil yang dimintanya belajar malah asyik menggambar. Â
Dalam film yang digarap oleh tiga produser, yakni Angga Dwimas Sasongko, Handoko Hendroyono, dan Rio Dewanto ini, sebagai ibu dari anak disleksia, Atiqah yang memerankan Amalia terkadang melepaskan emosinya dengan berteriak. Amalia di sela kesibukan pekerjaannya sehari-hari bahkan nyaris  mempertaruhkan perkerjaannya.  Amalia sebagai orang tua tunggal harus menghadapi tekanan sosial memiliki semata wayang yang menyandang disleksia. Ketakutan yang sangat  saat anaknya hilang di tengah pasar.
Saya terpikat dengan akting Sinyo yang merupakan pendatang baru di film sebagai Aqil yang sangat bagus. Aktingnya nyaris serupa halnya dengan para penyandang disleksia atau anak berkebutuhan khusus.
Bukan Hanya Prestasi Akademis
Melalui film Wonderful Life ini, siapa pun yang menonton akan memperoleh pelajaran berharga jika kemampuan seorang anak  tidaklah perlu selalu diukur dengan nilai akademis semata. Dalam kehidupan, segala sesuatu memang tidak  pernah lepas dari penilaian orang. Sehingga tidak sadar, setiap orang tua berusaha untuk mewujudkannya. Membuat anaknya memiliki nilai bagus dan sempurna, serta memiliki segudang prestasi.