Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Begini Cara Tepat Memotret Produk untuk Bisnis Online

29 Agustus 2016   12:54 Diperbarui: 29 Agustus 2016   16:50 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fotografer Bode Boni Febrianda mencontohkan cara memotret produk tas (dokpri)

 

Gambar produk merupakan unsur utama dalam bisnis online. Sebuah transaksi jual beli online dapat terjadi setelah seseorang membuka sebuah situs online, melihat aneka gambar produk yang ada, dan kemudian terpikat untuk memiliki atau menemukan kebutuhan yang dicari. Sehingga mau tidak mau, menampilkan gambar produk dengan semenarik mungkin, harus diperhatikan dan dipenuhi oleh para pelaku bisnis online.   

Kemampuan atau setidaknya pengetahuan mengenai bagaimana cara membuat sebuah gambar yang bagus, yang dapat memiliki nilai jual untuk para penjual online dan Usaha Kecil Menengah (UKM), di tengah bisnis online yang semakin menggeliat. Sabtu 27 Agustus 2016, saya hadir sebagai salah satu peserta dari sekitar 40 orang yang larut dalam  kegiatan product coaching,  How To Make Great Product Images That Sell oleh dua fotografer Ferry Ardianto dan Bode Boni Febrianda.

Dalam kegiatan dilangsungkan di Smesco Digipreneurday, di gedung Galeri Indonesia Wow (GIW), Smesco, Lantai II, Jl. Jendral Gatot Subroto, Jakarta, keingintahuan cukup besar karena pernah menjajal bisnis online bersama teman. Bagi yang baru mulai berbisnis, membuat foto produk sendiri akan sangat membantu karena bisa dilakukan sendiri. Pun bila dilakukan dengan bantuan professional fotografer, tidak ada ruginya pernah mempelajari foto produk.

Photo Product coaching, How To Make Great Product Images That Sell oleh dua fotografer Ferry Ardianto dan Bode Boni Febrianda (dokpri)
Photo Product coaching, How To Make Great Product Images That Sell oleh dua fotografer Ferry Ardianto dan Bode Boni Febrianda (dokpri)
Coaching diawali dengan pemaparan materi, dan dilanjutkan dengan praktek pemotretan sejumlah produk UKM, seperti sepatu dan tas, yang terdapat di Galeri Indonesia Wow. Membuka pertemuan, Ferry Ardianto menyampaikan jika sebelum memotret, seseorang harus tahu tujuan pemotretan yang akan diadakan. Umumnya, suatu pemotretan dilakukan untuk dokumentasi, sebagai berita, pelengkap cerita, ataupun memang ditujukan sebagai promosi. 

Nah, memotret suatu produk untuk bisnis online UKM, kategorinya termasuk dalam bentuk promosi. Sesuai dengan sebutannya, berpromosi itu berkaitan dengan menginformasikan, membujuk untuk memilih, dan membangun loyalitas calon pembeli.

Tentu saja, hal ini berarti hasil gambar/foto untuk keperluan promosi harus mampu menggugah orang yang melihatnya. Selain itu,  juga tetap tidak meninggalkan design yang menarik, tulisan yang memikat, dan informasi yang lengkap mengenai sebuah produk. 

Penjelasan mengenai cara memotret sebuah produk, sebelum praktek dilakukan (dokpri)
Penjelasan mengenai cara memotret sebuah produk, sebelum praktek dilakukan (dokpri)
Kamera yang Mana?

Mengenai kamera sebagai alat pemotret produk tak perlu bingung. Saat ini di pasaran terdapat berbagai jenis kamera dan lensa, yakni dari kamera Digital Single lens Reflect (DSLR), pocket, mirrorless, hingga kamera handpnone. Keseluruhannya dapat digunakan untuk mengambil gambar suatu produk dengan apik.

Semua kamera ini memiliki kelebihan masing-masing bagi penggunanya. Mulai dari bobot kamera, kualitas yang dihasilkan, dan kemudahan dalam menggunakannya. Kamera DSLR menjadi pilihan untuk menghasilkan kualitas foto terbaik, kecepatan, dan kontrol manual bagi penggunanya. Kamera mirrorless memiliki kualitas serupa DSLR, tapi tanpa cermin, dan lebih ringan.

Bila tak ada kamera DSLR ataupun mirrorless yang dianggap lebih mumpuni dan profesional, kamera saku dan handphone pun sudah cukup memadai untuk memotret produk yang akan dijual online. Kamera saku memiliki keunggulan pada kemudahan pemakaian, ringan dibawa dengan ukurannya yang kecil.

Sejumlah perempuan berlatih memotret suatu produk untuk keperluan online, di Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (27/8)
Sejumlah perempuan berlatih memotret suatu produk untuk keperluan online, di Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (27/8)
Begitupun dengan kamera handphone yang juga tak kalah kemampuannya untuk menghasilkan jepretan foto bagus. Saat ini, produsen handphone tengah berlomba-lomba untuk menghadirkan kamera digital yang berkualitas DSLR dengan megapiksel yang semakin besar, hingga belasan megapiksel. 

Jelasnya, mau pakai kamera apa pun jenis dan mereknya, tetap saja yang harus diperhatikan ketika memotret produk adalah cahaya (lighting). Cahaya akan menentukan semuanya, yakni bentuk dan hasil pemotretan produk. Sumber cahaya yang berasal dari flash, lampu pijar, ataukah matahari langsung, harus dipertimbangkan. Selain juga harus dicermati asal cahaya, apakah dari samping, depan, atau belakang. 

Masing-masing arah pemotretan akan memberi info berbeda dan hasil yang berbeda-beda pula. Satu hal yang jangan lupa diperhatikan adalah white balance dalam setting kamera. Hal ini sangat penting karena akan memberi pengaruh pada hasil akhir foto.

Ferry menyampaikan, tidak hanya kamera sebagai alat yang digunakan dan teknik yang berperan penting dalam memotret, satu hal yang tak boleh ditinggalkan adalah komposisi. Maksudnya, sebuah hasil foto untuk produk online harus mampu memberikan informasi produk. Sebagai contoh, pada produk sepatu harus bisa menggambarkan bentuk, warna, kualitas bahan, dan tinggi hak sepatu yang ada. 

Melihat hasil jepretan foto produk yang telah dilakukan (dokpri)
Melihat hasil jepretan foto produk yang telah dilakukan (dokpri)
Intinya, punya kamera canggih atau handpnone semahal apa pun dengan fasilitas kamera bagus tidak akan berati,  jika tidak digunakan, jika tidak ada hasilnya.  Dalam memotret, yang sangat dibutuhkan adalah Imajinasi.

Seperti halnya orang yang belajar menulis harus banyak membaca, untuk mengenali komposisi dan tahu cara memotret yang bagus, seseorang harus banyak latihan dan harus sering lihat gambar/foto suatu produk. Hal ini akan mengolah wawasan dalam memotret foto, sehingga dapat menampilkan yang terbaik.

Dalam kesempatan yang sama, Bode Bone Febrianda, fotografer yang pernah berkarya di Sydney, Australia menambahkan, menghasilkan sbuah foto kelihatannya simpel. Padahal, banyak cerita yang ada di belakangnya. Lelaki yang juga berbisnis online dan menyediakan foto produk untuk kliennya Chef Degan Master Chef memaparkan, terdapat sejumlah perbedan antara belanja konvensional dan belanja online. 

Sejumlah produk UKM yang dijadikan model pemotretan dalam coaching (dokpri)
Sejumlah produk UKM yang dijadikan model pemotretan dalam coaching (dokpri)
Dalam belanja konvensional, umum yang dilakukan adalah pergi ke toko/pasar, melihat fisik barang, melakukan tanya Jawab dengan penjual, bisa melihat barang lain yang sejenis, setelah melakukan pembeli melakukan pembayaran, secara instan barang yang dibeli juga langsung didapatkan. 

Berbeda halnya dengan belanja online, yang terkadang masih dapat membuat orang ragu. Sebelum membeli online, seseorang harus tahu nama jenis barang atau nama brand. Calon pembeli pun tidak bisa bertanya dengan online shop. Jika membutuhkan suatu produk hanya dapat mencarinya di daftar pencarian online shop. 

Calon pembeli online, hanya bisa membaca keterangan dan melihat foto produk yang ditampilkan. Nah, disinilah unsur kepercayaan untuk mengorder produk sangat besar karena ada masa tunggu setelah pembayaran hingga barang yang dibeli datang.

Ke depannya, repeat customer merupakan hal yang diinginkan sesudah memberikan yang terbaik melalui penjualan produk secara online.

Karena itu, tulisan atau gambar produk yang bagus akan memutuskan keputusan seseorang untuk membeli atau tidak produk secara online.

 Bode memberikan contoh 3 kasus :

1. Case Study I- Hanya Tulisan 

Contoh iklan online yang hanya berupa tulisan (dokpri)
Contoh iklan online yang hanya berupa tulisan (dokpri)
Iklan sepatu kulit boots yang hanya berupa tulisan dengan keterangan cocok untuk kerja dan spesifikasinya, dinilai kurang mengena untuk penjualan online. Alasannya, jika hanya berupa tulisan orang/ calon pembeli tidak yakin. Perlu adanya gambar yang bisa dilihat langsung. 

2. Case Study II : Gambar dengan sedikit tulisan

Contoh iklan yang sudah menyediakan gambar dan tulisan (dokpri)
Contoh iklan yang sudah menyediakan gambar dan tulisan (dokpri)
Contoh iklan online kedua ini lebih baik dari iklan yang pertama liat karena sudah menyertakan foto selain sedikit tulisan. Hanya saja, iklan ini masih dinilai kurang karena hanya menampilkan gambar foto dari depannya saja. Untuk penjualan online perlu gambar pendukung yang lebih untuk meyakinkan calon pembeli, yang akan bertanya tampak samping dan tampak belakang produk. 

3. Case Study III,  Iklan dengan Foto Depan dan Belakang

Iklan online dengan gambar depan dan belakang (dokpri)
Iklan online dengan gambar depan dan belakang (dokpri)
Dibandingkan dengan kasus iklan 1 dan iklan 2, pada kasus iklan 3 ini, lebih memungkinkan untuk menggugah seseorang untuk membeli jika melihatnya. Foto produk sepatu yang ditampilkan dari sisi depan dan sisi belakang, yang tampak jelas detailnya. 

Hilangkan Banyak Tanya

Bode menyampaikan, sebuah foto produk yang dihasilkan, diusahakan jangan sampai banyak menimbulkan pertanyaan dari seorang calon pembeli. Bila calon pembeli tidak banyak bertanya, bisa berarti informasi foto sudah jelas dan menjawab pertanyaan. Hal ini juga berkaitan dengan komplain yang akan muncul terhadap foto produk. 

Karena itu, mengenai berapa jumlah ideal foto yang diperlukan untuk sebuah produk, lebih banyak akan lebih bagus dan lebih mendukung selama memungkinkan. Tergantung pada sisi yang ingin ditonjolkan. Bisa dari sisi samping, atas, depan, dan belakang.  Misalnya untuk produk sepatu, foto lebih fokus pada hak atau pada bahan.

Setidaknya, dengan melihat foto produk, orang sudah bisa mengidentifikasikan bentuk produk, bahan, warna, bagian-bagian yang dianggap penting sebagai kelebihan produk yang dijual, ukuran, dan kemungkinan cacat yang ada pada sebuah produk, seperti bila ada noda pada sepatu. Tidak usah ditutupi. Sampaikan saja. Itu akan berpengaruh pada penjualan selanjutnya. 

contoh foto produk tas untuk keperluan online (dokpri)
contoh foto produk tas untuk keperluan online (dokpri)
Seandainya terjadi penjualan terhadap produk itu, berarti pembeli online tidak mempermasalahkannya. Orang akan mudah merekomendasikan produk online yang puas dibelinya.Sebaliknya bila tidak diungkapkan, seorang pembeli akan merasa tertipu jika tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Jika hal ini terjadi, selesailah sudah penjualan online yang terjadi. 

Bode memberi catatan, dalam memotret suatu produk, jangan dilupakan menonjolkan unsur brand (merek). Sejumlah orang, menurutnya, tergila-gila pada brand. Banyak orang yang mencari produk dengan menelusuri brand yang ada, brand yang disukai, sebelum kemudian memilih produk.

Mengedit foto produk yang dihasilkan dengan menggunakan aplikasi (dokpri)
Mengedit foto produk yang dihasilkan dengan menggunakan aplikasi (dokpri)
Satu hal lagi, dalam memotret benda yang mahal harga, harus diberikan juga kesan mahal. Misalnya saja dompet mahal, harus ditambahkan dengan simbol kacamata, bacaan, dan pulpen yang berkelas untuk menunjukkan berkelas. Intinya, foto produk untuk penjualan online harus mampu mengomunikasikan dan mempromosikan produk sesuai dengan target pasar yang tepat. 

Hmm, semua terkesan mudah. Namun, saat praktek ternyata membutuhkan konsentrasi dan kreativitas. Belum lagi mengatasi bayangan yang timbul karena sumber cahaya pada foto produk. Berulangkali, teman-teman ada yang mengungkapkan kata 'bocor' karena keterbatasan board penutup yang ada. 

Untuk menambah kesan apik pada produk, ada yang menambahkan dengan hiasan bunga-bunga segar. Selain itu juga masih ada proses pengeditan. Ah, jadi begini mempersiapkan foto produk yang bagus untuk meningkatkan penjualan online!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun