Apalagi yang tidak kuketahui tentang dirimu? Seperti katamu, aku sudah tahu segalanya tentangmu. Aku tahu keinginanmu, mimpi-mimpimu, teman-temanmu, pekerjaanmu, keluargamu, ayahmu, bahkan jumlah gajimu yang kau terima setiap bulan.
Namun, aku pun juga sangat tahu jika kita tidak pernah sama. Sejak sepuluh tahun lalu, aku tahu kamu akan sangat bahagia saat Desember datang dan bercerita kesibukan menghias pohon natal. Saling berbagi kado natal di antara anggota keluarga.
Sementara saat lebaran tiba, aku juga memiliki kebahagiaan yang sama. Menyiapkan ketupat dan penganannya. Melaksanakan shalat hari raya dan sungkeman. Mengunjungi kerabat dengan penuh sukacita hari kemenangan dalam alunan takbir.
Aku yakin kamu pun telah mengetahui tentang diriku secara utuh. Kamu tahu kalau aku memang untukmu, Raka.
Â
***
SEORANG lelaki dan seorang perempuan. Keduanya sama-sama saling mengetahui dan sama-sama saling mengingat semua yang telah mereka lakukan bersama. Siapa pun yang mengenal keduanya akan mengatakan jika lelaki dan perempuan ini sangatlah cocok.
Seorang lelaki pendiam penuh pertimbangan dan seorang perempuan supel periang. Keduanya saling melengkapi dan saling berbagi sejak sepuluh tahun lalu meski tidak pernah ada ucapan kata cinta.
Keduanya sama-sama tahu jika ada benteng tinggi yang membatasi mereka. Benteng yang membuat keduanya selama ini seperti sepasang sepatu yang selalu bisa beriringan tapi tak bisa menyatu. Keduanya juga sama-sama tahu usia mereka semakin bertambah sejalan dengan waktu.
Raka dan Rani sama-sama menatap senja hari ini, dari tempat yang berbeda, keduanya memutar sebuah lagu yang sama. Sebuah lagu milik Marcel yang mengalun perlahan mewakili ungkapan pernyataan cinta.
 Aku untuk kamu, kamu untuk aku