Ayahnya menarik napas panjang. "Baiklah," katanya, kini lebih tenang. "Tapi lain kali, tolong jangan langsung menuduh anak saya tanpa mendengar penjelasan lebih dulu."
Ustazah Lina tersenyum. "Kami hanya ingin menjaga mereka, Pak. Dunia digital ini sulit dikendalikan. Sekali sesuatu diunggah, kita tidak tahu ke mana perginya. Bahkan tak bisa dihapus"
Tila menggigit bibirnya. Ia sadar, meskipun tak ada niat buruk, jejak digitalnya tetap bisa diartikan berbeda oleh orang lain. Setelah ini, ia akan lebih berhati-hati.
Pelajaran berharga hari ini bukan hanya untuknya, tapi juga bagi Ayahnya—dan mungkin, bagi banyak orang tua lainnya.***
Sharenting  Apa Sih?
Sharenting adalah gabungan dari kata "sharing" dan "parenting", yang merujuk pada kebiasaan orang tua membagikan foto, video, atau informasi tentang anak mereka di media sosial.
Fenomena ini bisa berdampak positif, seperti mendokumentasikan momen berharga dan berbagi pengalaman dengan keluarga atau teman. Namun, ada juga dampak negatifnya berupa risiko, masalah privasi, pencurian identitas, atau eksploitasi data anak di internet.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam sharenting di medsos:
Pertama, Tidak membagikan informasi sensitif (nama lengkap, alamat, sekolah anak).
Kedua, Memastikan anak setuju (jika sudah cukup besar).
Ketiga, Menggunakan pengaturan privasi yang ketat.