Keempat, Memikirkan dampak jangka panjang sebelum memposting sesuatu.
Fenomena Sharenting: Antara Dokumentasi dan Ancaman Privasi
Di era digital, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu fenomena yang muncul adalah sharenting, yaitu kebiasaan orang tua membagikan foto, video, atau informasi tentang anak mereka secara daring.
Praktik ini dilakukan dengan berbagai alasan, seperti mendokumentasikan tumbuh kembang anak, berbagi kebahagiaan dengan keluarga, atau mencari dukungan dari komunitas sesama orang tua. Namun, di balik manfaatnya, sharenting juga menimbulkan berbagai risiko, terutama terkait dengan privasi dan keamanan anak di dunia maya.
Salah satu dampak positif dari sharenting adalah kemudahan dalam mendokumentasikan momen berharga anak. Dengan teknologi digital, orang tua dapat menyimpan dan membagikan kenangan yang dapat diakses kapan saja.
Selain itu, berbagi pengalaman parenting di media sosial dapat menjadi sarana edukasi dan dukungan bagi sesama orang tua yang menghadapi tantangan serupa dalam membesarkan anak.
Namun, di sisi lain, sharenting juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah risiko pelanggaran privasi anak. Informasi yang dibagikan secara daring dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti pelaku kejahatan siber atau pencurian identitas anak.Â
Selain itu, anak yang tumbuh besar mungkin merasa tidak nyaman dengan jejak digital yang telah dibentuk sejak mereka kecil tanpa persetujuan mereka. Hal ini dapat memengaruhi rasa percaya diri dan kebebasan mereka dalam membentuk identitas diri di masa depan.
Untuk menghindari dampak negatif sharenting, ada beberapa langkah bijak yang dapat diterapkan oleh orang tua. Pertama, orang tua harus mempertimbangkan apakah informasi yang akan dibagikan bersifat pribadi atau sensitif.
Hindari memposting data lengkap seperti nama lengkap, alamat rumah, atau lokasi sekolah anak. Kedua, gunakan pengaturan privasi yang ketat di media sosial agar hanya orang-orang terpercaya yang dapat melihat unggahan tersebut. Ketiga, jika anak sudah cukup besar, libatkan mereka dalam pengambilan keputusan sebelum 11 foto atau informasi tentang mereka.
Pada akhirnya, sharenting adalah sebuah pilihan yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Dokumentasi digital memang dapat menjadi kenangan berharga, tetapi privasi dan keamanan anak tetap harus menjadi prioritas utama.