Doakan atasan agar Allah memberikan hidayah dan melunakkan hatinya. Dengan mendoakan kebaikan orang lain, hati kita akan menjadi lebih lapang. Bila ingat masalah itu, bacalah laa haula wala quwwata illa billah hil 'aliyyil adziim.
Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan dari Allah SWT yang maha tinggi lagi maha agung".
Kalimat ini juga dikenal sebagai kalimat hauqalah, yang merupakan salah satu kalimat thayyibah atau kalimat yang bermakna baik dalam Islam.
Keutamaan membaca kalimat ini, di antaranya: mengakui bahwa manusia lemah dan tidak memiliki kekuatan kecuali dari Allah SWT, mengisyaratkan bahwa diri ini hanya bertawakal kepada Allah SWT, memberikan kekuatan baik lahir maupun batin dari Allah SWT, membantu melepaskan beban berat dari pundak, membuat hati merasa lega.
Kalimat ini biasa diucapkan ketika: mendengar adzan, setelah shalat, ketika melihat hal yang menakjubkan, ketika mendapatkan beban berat atau kesulitan seperti di atas, ketika dililit utang, dan ada masalah.
Ketujuh, Dekatkan Diri kepada Allah
Perbanyak ibadah seperti shalat, zikir, dan membaca Al-Qur'an. Ketenangan hati akan tercapai jika kita mendekatkan diri kepada-Nya. Allah berfirman: "Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (QS. Ar-Ra'd: 28).
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, hati akan lebih mudah menerima dan melepaskan rasa kecewa, sehingga hubungan dengan atasan tetap harmonis dan pekerjaan menjadi amal yang diridhai Allah SWT.
Kesimpulan
Perbedaan antara gaya kerja yang proaktif dengan kepemimpinan berbasis arahan adalah tantangan umum dalam dunia kerja. Namun, dengan komunikasi yang efektif, empati, dan kesediaan untuk beradaptasi, hambatan ini dapat diatasi.
Pada akhirnya, organisasi yang sukses adalah organisasi yang mampu mengintegrasikan keberagaman gaya kerja menjadi kekuatan kolektif yang saling melengkapi. Dengan begitu, baik atasan maupun bawahan dapat tumbuh bersama menuju tujuan yang sama. NiYu