Bagi bawahan yang memiliki kecenderungan proaktif, penting untuk memahami preferensi atasan dan mencari momen yang tepat untuk berdiskusi mengenai ruang lingkup inisiatif yang diizinkan. Di sisi lain, atasan juga perlu membuka ruang dialog untuk memahami potensi dan gagasan kreatif yang dimiliki bawahannya.
Keseimbangan antara arahan dan inisiatif tidak hanya akan meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan hubungan kerja yang lebih sehat. Ketika keduanya saling memahami ekspektasi dan menghargai kontribusi satu sama lain, sinergi yang dihasilkan dapat membawa manfaat besar bagi organisasi.
Bagaimana Sikap Bawahan ketika Inisiatifnya Disepelekan
Ketika inisiatif kita sebagai seorang bawahan disepelekan, sikap yang bijak adalah tetap bersikap profesional, introspektif, dan berkomunikasi dengan baik. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Pertama, Tetap Tenang dan Profesional
Hindari menunjukkan emosi negatif seperti marah atau kecewa secara berlebihan di depan atasan. Tetaplah menjalankan tugas dengan baik agar kredibilitas tidak terganggu. Tetap lakukan tugas sesuai job.
Kedua, Evaluasi Diri
Cobalah merenungkan apakah inisiatif yang diajukan benar-benar relevan, sesuai kebutuhan, atau telah dikomunikasikan dengan cara yang tepat. Kadang-kadang, penolakan terjadi karena kesalahpahaman atau kurangnya penyampaian yang efektif sehingga atasan kurang menyadari.
Ketiga, Diskusi dengan Atasan
Buka komunikasi dengan atasan secara santai dan profesional. Tanyakan alasan mengapa inisiatif tersebut tidak diterima dan mintalah masukan untuk meningkatkan kontribusi di masa depan.
Keempat, Cari Momen yang Tepat