Cahaya di Pesisir Amalfi
Matahari sore mengintip malu-malu di atas Laut Tyrrhenia. Angin lembut membawa aroma garam bercampur wangi rosemary yang tumbuh di sepanjang lereng bukit Amalfi. Alessia, seorang gadis berusia 25 tahun, sedang memetik zaitun dari pohon kecil di kebun keluarga mereka.
Terdengar Ibunya, Sofia, memanggil dari dapur kecil mereka.
"Alessia, makan malam hampir siap, Nak. Jangan lupa bawa zaitunmu ke sini," katanya sambil mengaduk sup kacang putih yang harum dengan taburan daun basil segar.
Alessia membawa keranjang kecilnya masuk ke dapur. Di meja kayu sederhana, sudah tersaji sepiring besar salad yang berwarna-warni---irisan tomat merah segar, potongan mentimun hijau, serpihan keju feta, dan zaitun hitam yang mengkilap. Di sebelahnya, sebotol minyak zaitun buatan sendiri berdiri dengan bangga.
"Apakah kita akan makan di luar?" tanya Alessia.
Ibunya tersenyum. "Tentu saja, makan di luar selalu lebih nikmat."
Mereka membawa makanan ke teras kecil di tepi bukit. Dari sana, mereka bisa melihat matahari tenggelam dengan indah dan seolah mencium lautan dengan lembut. Alessia menuangkan sedikit minyak zaitun ke dalam piringnya, lalu menatap ibunya.
"Bu, apakah ini rahasia kenapa kau selalu sehat dan bahagia?"
Sofia tertawa kecil. "Bukan hanya makanan ini, Alessia. Ini tentang bagaimana kita menikmatinya---pelan-pelan, melambat bersama orang yang kita sayangi, tanpa terburu-buru."