Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Rekan Kerja Jadi Andalan Atasan: Ancamankah atau Jadikan Kesempatan untuk Bersyukur

8 Januari 2025   00:30 Diperbarui: 8 Januari 2025   00:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, membantu mereka juga dapat mempererat hubungan profesional, menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis, dan membuka kesempatan untuk bertukar ide maupun pengalaman. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan pribadi, tetapi juga menunjukkan bahwa kita adalah bagian dari tim yang mendukung kesuksesan sekolah bersama.

Sungguh menyedihkan ketika kita sudah berusaha memberikan kontribusi terbaik untuk sekolah, namun tetap saja ada rekan guru yang merasa iri. Padahal, tujuan utama kita adalah untuk kemajuan bersama, bukan untuk bersaing atau mencari pengakuan semata.

Sikap seperti itu seringkali menghambat harmoni dalam lingkungan kerja dan bisa menurunkan semangat. Akan lebih baik jika rasa iri tersebut diubah menjadi motivasi untuk saling belajar dan mendukung, sehingga semua pihak dapat berkembang dan memberikan yang terbaik bagi siswa serta sekolah.

Kedua, Syukuri Peran Mereka

Sosok andalan ini sering kali mengambil alih tanggung jawab berat yang mungkin sulit kita tangani. Dengan keberadaan mereka, kita bisa fokus pada pekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian kita. Jadi, alih-alih merasa terancam, syukurilah mereka yang telah "mewakili" kantor dalam tanggung jawab besar.

Keberadaan sosok seperti ini seharusnya menjadi alasan bagi kita untuk bersyukur karena mereka sosok bintang itu membantu meringankan beban yang mungkin tidak sanggup kita tangani sendiri. Mereka menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, setiap orang memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi.

Dengan begitu, kita bisa lebih fokus mengembangkan potensi diri dalam bidang lain yang juga penting buat sekolah meski tak diekspos langsung oleh atasan. Menghargai keberadaan mereka adalah bentuk pengakuan atas kerja keras dan dedikasi mereka, sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan mendukung satu sama lain.

Berhenti bersikap iri adalah piihan penting untuk menciptakan hubungan yang sehat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Rasa iri hanya akan menguras energi dan menghalangi kita melihat potensi diri sendiri. Daripada terfokus pada kelebihan orang lain, lebih baik gunakan waktu dan tenaga untuk memperbaiki diri serta mengejar tujuan pribadi.

Sikap iri tak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga bisa merusak harmoni dalam lingkungan sosial. Dengan mengubah rasa iri menjadi motivasi, kita bisa tumbuh lebih baik dan turut merayakan kesuksesan orang lain di sekolah tanpa beban. Ingat iri tak baik buat kesehatan kita.

Iri hati bukan hanya memengaruhi kondisi mental, tetapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, termasuk memicu stroke ringan. Ketika seseorang terus-menerus merasa iri, stres, dan tekanan emosional cenderung meningkat, kemudian dapat memengaruhi tekanan darah dan aliran darah ke otak.

Jika kondisi ini berlangsung lama, risiko kerusakan pembuluh darah otak menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengelola emosi negatif seperti iri hati dengan cara yang sehat, seperti bersyukur, ucapkan ahamdulillah karena ada rekan kita yang bisa mewakili sekolah, fokus pada pengembangan diri kita sendiri, kerjakan job kita, dan jaga hubungan baik dengan orang lain untuk mencegah dampak kesehatan yang serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun