Dengan langkah-langkah itu, kita dapat mengelola keuangan lebih baik, menghindari penumpukan utang un faedah dan tetap fokus pada tujuan keuangan keluarga. Berutang sambil menabung.
3. Mencari Kesibukan Saat Senggang
Mencari kesibukan saat waktu senggang, seperti menulis, adalah cara efektif untuk menghindari diri dari FOMO. Ketika aku tenggelam dalam kegiatan yang produktif seperti menulis, perhatianku dan kamu akan teralihkan dari media sosial atau tren yang sering kali menjadi pemicu FOMO.
Menulis tidak hanya membantu menyalurkan kreativitas tetapi juga menjadi sarana refleksi diri sehingga kita lebih fokus pada pengembangan diri daripada membandingkan hidup dengan orang lain.
Selain itu, menulis bisa menjadi aktivitas yang memberikan manfaat jangka panjang, baik secara personal, keseharan mental, maupun profesionalitas. Dengan menulis, kita membangun kebiasaan positif yang meningkatkan keterampilan komunikasi dan pemikiran kritis.
Hal ini juga memberikan rasa pencapaian yang nyata, berbeda dengan kepuasan sementara yang sering muncul akibat mengikuti tren. Dengan menjaga pikiran tetap sibuk, kita bisa lebih menghargai waktu dan mengurangi dampak negatif FOMO baik dari sosial media mapun lingkungan sekitar.
Proyeksi Kondisi Finansial Indonesia pada 2025
Memasuki tahun 2025, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan stabil. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, dengan inflasi dijaga pada kisaran 2,5%. Â Lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5% pada tahun tersebut.
Namun, tantangan untuk kita tentu tetap ada, termasuk potensi stagnasi ekonomi global yang dapat mempengaruhi perekonomian domestik. Dalam hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan bahwa kondisi ekonomi global pada 2025 diperkirakan cukup berat sehingga diperlukan kewaspadaan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pun kita secara personal tentu harus waspada.
Situasi Finansial di Berbagai Daerah
Kondisi finansial di berbagai daerah di Indonesia diperkirakan dapat bervariasi di tahun itu, tergantung pada faktor-faktor tingkat literasi keuangan mereka, akses terhadap teknologi, dan dinamika ekonomi lokal mereka.