Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) Bagiku dan Kamu di Tahun 2025

31 Desember 2024   15:05 Diperbarui: 31 Desember 2024   15:27 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu set perhiasan imitasi dan jam tangan belanja online si dedek: Foto Yusriana Siregar Pahu

Keuntungan utama menabung emas karena nilainya yang tidak tergerus oleh inflasi, sehingga menjadi instrumen yang aman untuk menyimpan untuk dana pendidikan anak. Emas juga lebih likuid dibandingkan dengan investasi lainnya sehingga mudah dicairkan jika dibutuhkan untuk keperluan mendesak.

Dalam jangka panjang, harga emas cenderung meningkat seiring waktu, menjadikannya pilihan tabungan yang ideal meskipun dengan nominal kecil. Dengan disiplin menabung sedikit demi sedikit, kita tidak hanya melindungi nilai uang, tetapi juga membangun cadangan kekayaan yang kokoh untuk masa depan. Sangat potensial bila anak-anak kita masih keci-kecil.

2. Hindari Penggunaan Kartu Kredit Secara Berlebihan atau Tanpa Kartu Kredit

Pegawai bank sering kali datang mempromosikan kartu kredit sebagai solusi praktis untuk berbagai kebutuhan finansial kita. Pihak bank menyediakan 10 juta dana yang bisa kita pakai di dalam kartu itu sebagai utang.

Menurutnya dengan kartu kredit, nasabah dapat menikmati berbagai keuntungan, seperti cashback, diskon di merchant tertentu, dan poin reward yang bisa ditukarkan dengan hadiah menarik. Selain itu, kartu kredit juga memberikan fleksibilitas dalam pembayaran, memungkinkan nasabah untuk membeli barang atau jasa sekarang dan melunasinya dalam beberapa waktu ke depan.

Namun, kami guru tak pernah bersedia menerima kartu itu. Kami takut memegang kartu kredit itu menimbulkan FOMO. Menggunakan fasilitas ini harus dengan bijak. Harus mengindari pengeluaran yang berlebihan dan dipastikan untuk selalu membayar tagihan tepat waktu agar tidak terkena bunga yang tinggi.

Kami lebih memilih memakai kartu ATM biasa karena kami belanja di pasar tradisional. Di sana belum membutuhkan kartu kredit. Dengan uang 50-100 rb per hari sudah bisa kok belanja kebutuhan pokok di pasar tradisional. Apalagi bila kita rajin puasa Senin Kamis atau Daud. Sehari puasa sehari tidak. Tentu akan semakin hemat.

Bagi kamu-kamu yang ada di kota besar mungkin kartu kredit kebutuhan karena belanja di mal-mal. Gunakanlah kartu kredit hanya untuk kebutuhan mendesak atau transaksi yang sudah direncanakan saja. Bukan untuk memenuhi keinginan yang tidak penting. Usahakan untuk melunasi tagihan kartu kredit tepat waktu agar tidak terkena bunga tinggi juga.

3. Tingkatkan Literasi Keuangan Anak-Anak

Seperti uraianku di atas, kita harus melibatkan anak-anak dalam diskusi keuangan keluarga. Diskusi ini membantu mereka memahami nilai uang dan pentingnya hidup hemat. Ini juga untuk mengurangi tekanan guna memenuhi gaya hidup mewah hanya demi mengikuti tren.

Ketika putra pertamaku hendak kuliah, kami berdiskusi di mana akan kuliah. Aku sampaikan kestagnanan keuangan selaku ASN dan pegawai swasta dengan utang tetap sudah ada di bank dan koperasi sekolah. Bila kuliah di daerah kami Sumatera Barat, pasti uang kuliah dan biaya hidup tinggi karena ASN di sini dinilai level menengah ke atas. Namun bila kuliah di Jakarta, tepatnya di universitas besar untuk ASN uang kuliah dinilai level menengah ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun