Kedua, Biasakan Membaca
Buka-buka tulisan di Kompasiana boleh, baca buku juga boleh, artikel di majalah juga oke, berita, atau komentar di media sosial untuk menemukan sudut pandang baru dan memperkaya wawasan.
Dengan iseng-iseng membaca kadang muncul ide tulisan. Buru-buru tulis di WA pribadimu. Sebab bisa hilang dan lupa bila tak langsung ditulis. Tak perlu langsung nulis. Sifatnya buat pengingat saja.
Ide itu tentang "Kenangan akan Mama Bawang saat massk" Pendek saja. Ditulis di group khusus nulis pribadi. Ide ini muncul sesudah 'membaca' group guru di sekolah tempat ngajar. Salah satu teman menulis, "Selamat Hari Ibu" 22 Desember 2024.
Akhirnya tulisan tercipta tentang Hari Ibu. Keren. Artikel Utama. Sedikit cuplikan artikel: "Seperti biasa, pagi ini aku memasak gulai dan sambal untuk keluarga kecilku. Salah satu rempah khas untuk kedua masakan itu bawang merah. Tiap kali mengupas bawang merah, bayangan Ibu selalu hadir menemani kegiatan memasakku."
Ketiga, Ciptakan Kebiasaan Menulis
Semakin sering menulis, semakin mudah ide bermunculan. Proses menulis secara rutin melatih otak untuk lebih peka terhadap sekitar dan terbiasa mengolah informasi menjadi tulisan.
Ide-ide yang tadinya sulit ditemukan akan muncul dengan sendirinya, bahkan dari hal-hal kecil yang sering terabaikan. Menjadikan menulis sebagai rutinitas juga membantu membangun kreativitas dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Sebaliknya, bila jarang menulis, kemampuan untuk menangkap ide dan menuangkannya dalam kata-kata pun akan melemah. Pikiran menjadi kurang terasah sehingga ide yang sebenarnya sederhana bisa terasa sulit diolah.Â