Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Curhat ke AI: Bisakah Seolah Menemukan Teman Dekat dalam Hidup?

27 Desember 2024   22:26 Diperbarui: 27 Desember 2024   22:26 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari peluk putra-putri kita. Ajari mereka agama, ibadah, dan cara melawan sepi mereka. Cukup AI mengisi intelektual mereka, tapi emosional dan spritual mereka tanggung jawab kita bersama, terutama orang tua.

Scheerenshoot contoh curhat dengan AI: Dokumen Pribadi
Scheerenshoot contoh curhat dengan AI: Dokumen Pribadi

Itu contoh SS curhat dengan AI. Ini dialognya.

Aku: Huhuhuhu😭😭😭 aku lagi sedih. Semua teman menjauhiku.

AI:   Maaf mendengar kamu sedang merasa sedih. Jangan khawatir, saya ada di sini untuk mendengarkan. Coba ceritakan apa yang terjadi dengan teman-temanmu. Mungkin kita bisa cari solusi bersama!

Tak ada anak dielus, dibelai, digenggam tangannya, ditatap matanya, diberi anggukan, disenyumi, bahkan dimarahi pada curhatan di atas. Padahal anak sedih. Ia butuh pendidikan emosional saat ini. Pendidikan emosinal cuma bisa dicurhati oleh manusia dengan manusia. Anak dengan orang tua.

"Aduh, kamu sedang sedih ya, Nak?" (Orang tua/ guru/ sahabat bisa memeluk) Sambil mengusap-usap punggungnya"Coba ceritakan (sayang) apa yang terjadi denganmu dan teman-temanmu itu. Mungkin kita bisa carikan solusi bersama, Nak!" Tatap matanya.

Itulah beda curhat dengan AI dan curhat sesama manusia. 

Penutup

Kesepian atau kehilangan teman dekat bukanlah akhir dari segalanya. Dengan usaha dan sikap positif, Anda dapat menemukan teman baru yang sejalan dengan nilai dan minat Anda.

Ingatlah bahwa setiap hubungan membutuhkan waktu dan komitmen untuk tumbuh. Jangan ragu untuk memulai langkah pertama, karena Anda tidak pernah tahu siapa yang bisa menjadi teman sejati Anda berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun