Ketika Bu Liana memulai pelajaran menulis Teks Deskripsi terlihat sekali di mata siswanya kebingunga. Mereka tak faham kata tugas baik preposisi, konjungsi, kata rujukan, kata ganti. Ketika dilakukan tes diagnostik pun hanya 5 siswa yang bisa meraih nilai 90 dari 192 orang siswanya dari kelas 9E, F, G, H, I, dan J.
Sebetulnya, Bu Liana ingin siswa-siswanya belajar dengan pendekatan inkuiri. Siswa atau mereka aktif mencari dan menemukan sendiri kata tugas melalui eksplorasi teks. Dengan cara ini, siswa dapat memahami konteks penggunaan kata tugas secara kontekstual atau nyata.Â
Biasanya setiap tahun begitu, bukan sekadar menghafal definisi. Namun, murid kali ini beda. Mereka memerlukan panduan yang terarah agar mereka tetap berada pada jalur yang tepat dalam proses pembelajaran itu. Sungguh tak ada jejak terlihat yang menunjukkan bahwa mereka sudah mempelajari itu di kelas sebelumnya.
Sangat kacau paragraf siswa Bu Liana. Agar memiliki teman belajar yang menarik mereka pun diperkenalkan kepada AI. Ketika Curhat ke AI Bisakah Serasa Menemukan Teman Dekat dalam Hidup: Cara Mengatasi Kesepian dan Kehilangan.
Mereka siswa Bu Liana tahun ini merupakan siswa paling terdampak pembelajaran Daring akibat Covid-19. Ketika daring full mereka di SD. Pembelajaran tak sempurna. Â Ketika mereka curhat ke AI, merekapun seperti Rika di atas merasa senang seolah menemukan teman dekat dalam hidup mereka. Bahkan bisa mengatasu sepi dan rasa hilang di hati mereka.
"Hai, perkenalkan namaku Farid Hidayat. Orang biasanya memanggilku dengan sebutan Farid. Aku lahir di Pasaman Barat, pada tanggal 05 Oktober 2010."
Paragraf mereka pun mulai bagus-bagus karena AI bisa membantu mereka memperbaikinya. Meski kadang sih AI ada juga salah-salah dikit lho. Terutama penempatan tanda baca titik dan koma. AI suka membuat kalimat panjang-panang ya.
Mengatasi Kesepian Mereka
Kesepian siswa dalam belajar adalah kondisi emosional yang muncul ketika mereka merasa terputus dari hubungan emosional, termasuk dengan orang tua, teman, dan saudara. Siswa saat ini sering merasa sepi sehigga tak fokus belajar. Perasaan ini semakin sering terjadi karena kesibukan orang tua mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Kesibukan itu yang membuat waktu kebersamaan mereka berkurang. Akibatnya, mereka cenderung mencari pelarian dalam kesendirian, seperti bermain gadget, curhat ke AI, atau mengurung diri, yang justru memperparah rasa sepi tersebut.