Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Utang Pesta Pernikahan: Bahagia di Pelaminan, Sengsara Pas Datang Tagihan

26 November 2024   17:55 Diperbarui: 26 November 2024   18:00 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta Pernikahan Adik baru-baru ini. Foto Dokumen Pribadi

Krisis Keuangan Keluarga: Pengeluaran rumah tangga menjadi tidak terkendali karena sebagian besar pendapatan habis untuk membayar utang.

Stres dan Konflik dalam Pernikahan: Beban utang sering memicu pertengkaran antara pasangan, bahkan berujung pada perceraian.

Hilangnya Peluang Finansial: Uang yang seharusnya diinvestasikan untuk pendidikan, bisnis, atau tabungan menjadi habis untuk melunasi utang.

Mengubah Paradigma tentang Pernikahan

Mengubah paradigma tentang pernikahan penting. Agar terhindar dari jeratan utang. Pasangan muda perlu mengubah cara pandang mereka terhadap pesta pernikahan. 

Pernikahan yang sukses bukan ditentukan oleh besar kecilnya pesta, besar kecilnya mahar tetapi oleh kualitas hubungan dan kesiapan pasangan untuk membangun rumah tangga.

Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Tetapkan Anggaran Realistis

Sesuaikan konsep pernikahan dengan kemampuan finansial. Tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti standar sosial yang tidak relevan. Kapan perlu gabung pesta kedua pasangan untuk menghemat biaya.

2. Pilih Prioritas

Fokuskan pada aspek yang benar-benar penting, seperti kebutuhan tamu undangan dan kenyamanan keluarga. Kurangi pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat sekunder. Misalnya harga baju yang terlalu mahal. Mahar yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun