Segera Pak Danil yang sudah berdoa memberi instruksi pula. "Bagi Ananda yang berbicara saat khutbah dan datang terlambat bikin shaf di belakang. Perbaiki shalat dzuhur kalian yang tidak sah." Umum beliau.
Mereka yang merasa bersalah pun terpaksa mundur. Jadilah dua shaf belakang mengulang shalat lagi.
Sanksi yang Mendidik
Usai Jumat di ruang guru, Bu Sriana dan Pak Danil tidak langsung memarahi mereka. Ia meminta mereka merenungkan apa yang telah dilakukan. Setelah itu, mereka mengkaji ulang sanksi cabut Jumat. Mereka mengambil keputusan:
1. Selama satu pekan, mereka diwajibkan membantu membersihkan masjid sebelum waktu shalat Jumat.
2. Sebagai simbol tanggung jawab, mereka harus rela rambut mereka dipotong rapi sendiri---bukan sekadar botak sembarangan, tetapi dengan niat memperbaiki diri.
"Botak ini bukan untuk mempermalukan kalian, tapi sebagai pengingat bahwa kalian pernah salah dan harus berubah lebih baik," jelas Bu  Sriana.
Mereka mengangguk dengan wajah menyesal.
Janji Baru
Pekan berikutnya, Farel, Pasha, Haikal, Arfa, Fakhri, Fari, Zidan, dan Faiz terlihat sibuk membersihkan masjid. Rambut mereka yang sudah dipotong sendiri rapi menjadi tanda perubahan. Banyak siswa lain yang memuji keberanian mereka menerima tanggung jawab.
"Bu, kami janji nggak bakal ulangi lagi," ujar Farel suatu hari kepada Bu Sriana.