Gaslighting seringkali muncul karena pelaku merasa bahwa mereka dapat lolos dari konsekuensi atau mereka bisa mengaburkan kebenaran. Guru harus tegas dalam menegakkan aturan dan memberikan sanksi yang jelas terhadap perilaku yang merugikan murid lain, termasuk gaslighting. Dengan menegakkan disiplin, pelaku gaslighting akan lebih sulit memanipulasi situasi atau menyalahkan korban.
Langkah-langkah yang bisa diambil:
Menetapkan aturan kelas yang jelas tentang bagaimana murid harus memperlakukan satu sama lain.
Menegakkan aturan dengan adil dan konsisten, serta memberikan konsekuensi yang sesuai untuk tindakan bullying atau gaslighting.
5. Mendukung Korban dengan Empati dan Validasi
Salah satu dampak terbesar dari gaslighting adalah korban merasa bahwa perasaan mereka tidak valid atau salah. Guru harus mendukung murid yang merasa tertekan atau bingung dengan cara mendengarkan mereka secara aktif dan memberikan validasi atas pengalaman mereka. Dengan begitu, korban merasa didengar dan diperkuat keyakinannya bahwa mereka tidak salah atau berlebihan.
Langkah-langkah yang bisa diambil:
Mengadakan pertemuan pribadi dengan murid yang mungkin menjadi korban gaslighting dan mendengarkan cerita mereka tanpa menghakimi.
Menggunakan kalimat yang mendukung, seperti "Perasaanmu penting" atau "Saya percaya bahwa apa yang kamu alami adalah nyata."
6. Mengajarkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Gaslighting sering kali berhasil karena korban mulai meragukan penilaian mereka sendiri. Guru dapat membantu murid mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang memungkinkan mereka untuk lebih percaya pada diri sendiri dan menilai situasi dengan lebih objektif. Keterampilan ini penting agar murid bisa membedakan mana yang benar dan mana yang manipulasi.