Ketika ditantang, pelaku gaslighting sering berkilah, "Itu cuma meme," atau "Kamu terlalu serius menanggapinya."
Kesimpulan: Pentingnya Kesadaran dan Penanganan
Contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana gaslighting dapat muncul dalam interaksi sehari-hari di kalangan murid laki-laki. Taktik ini, meskipun terkadang halus, dapat berdampak besar pada korban, mulai dari menurunkan rasa percaya diri hingga mengisolasi mereka dari dukungan sosial.Â
Guru, konselor, dan orang tua harus waspada terhadap tanda-tanda gaslighting di lingkungan sekolah dan memberikan pendidikan serta dukungan yang tepat kepada korban. Mengenali bentuk-bentuk manipulasi ini adalah langkah penting untuk mencegah dampak jangka panjang yang merusak pada perkembangan psikologis siswa.
Cara Guru Mengatasi Gaslighting di Lingkungan Sekolah
Gaslighting di lingkungan sekolah bisa menjadi tantangan bagi guru, karena bentuk manipulasi ini sering kali halus dan sulit dideteksi. Namun, ada langkah-langkah efektif yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi gaslighting di antara murid dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan suportif.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Membangun Komunikasi Terbuka dan Jujur
Guru harus menciptakan suasana kelas aman. Murid merasa aman untuk berbicara dan mengungkapkan perasaan mereka. Dengan membangun kepercayaan melalui komunikasi terbuka, guru dapat mendorong murid yang mungkin menjadi korban gaslighting untuk berbagi pengalaman mereka.
Misalnya, guru bisa mengatakan, "Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kamu selalu bisa bicara dengan saya tanpa takut disalahkan."
Langkah-langkah yang bisa diambil:
Menyediakan waktu khusus untuk diskusi terbuka di kelas tentang masalah interpersonal.
Memberikan dorongan kepada murid untuk berbicara langsung kepada guru jika merasa tidak nyaman atau tertekan oleh perilaku teman sekelas.