Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Deep Learning Bisakah Menggali Potensi dan Kemandirian Siswa dalam Belajar?

9 November 2024   14:50 Diperbarui: 9 November 2024   15:22 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa diminta mengumpulkan data tentang suhu global dan tingkat emisi karbon dioksida dari sumber online atau menggunakan aplikasi pengukuran lokal. Data ini dianalisis untuk melihat pola kenaikan suhu selama beberapa dekade dan hubungan dengan aktivitas manusia.

2. Penelitian Lintas Disiplin

Selain aspek sains, siswa menggali dampak perubahan iklim dalam mata pelajaran geografi (melihat wilayah yang rentan bencana), ekonomi (menghitung biaya bencana iklim), dan sosial (memahami dampak sosial dan kesehatan).

3. Penerapan Pemikiran Kritis dan 

Penyelesaian Masalah
Setelah analisis data dan eksplorasi lintas disiplin, siswa diminta berpikir kritis untuk merancang solusi atau usulan kebijakan terkait isu perubahan iklim. Misalnya, mereka dapat membuat proposal pengurangan emisi di sekolah atau kampanye kesadaran lingkungan di komunitas mereka.

4. Presentasi dan Refleksi

Siswa mempresentasikan hasil temuan mereka beserta solusi yang mereka usulkan, baik di depan kelas atau pada acara sekolah, dengan tujuan berbagi wawasan dan menerima umpan balik dari teman sebaya dan guru. Refleksi ini penting untuk memahami lebih dalam proses yang mereka alami dan memperbaiki kekurangan dalam penyelesaian masalah.

Melalui metode ini, siswa tidak hanya menghafal konsep perubahan iklim tetapi mereka menghubungkannya dengan disiplin ilmu lain, memproses data nyata, berlatih berpikir kritis, dan menemukan solusi berdasarkan pemahaman holistik.

Mereka belajar cara memecahkan masalah nyata dengan pendekatan ilmiah dan analitis, yang merupakan esensi dari pembelajaran mendalam atau deep learning. Selain itu penggunaan deep learning dapat membentuk siswa yang mampu menerapkan pengetahuan dalam berbagai situasi nyata.

Pendekatan ini menuntut siswa untuk menggali setiap materi yang dipelajari hingga memahami esensinya, yang pada gilirannya mendorong peningkatan keterampilan problem-solving, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

Dengan demikian, jika digabungkan dengan Kurikulum Merdeka, pendidikan di Indonesia bisa bertransformasi menjadi lebih bermakna dan relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun