Ketika Kepala Sekolah Menegaskan Tugas Guru Hanya Mengajar: Pandangan, Dampak, dan Tinjauan Teoretis
Dalam setiap rapat sekolah, ketika kepala sekolah marah kepada kami guru, kerap kali menegaskan bahwa tugas utama guru adalah mengajar. Pernyataan ini sering diulang untuk menekankan prioritas guru di sekolah.
Bila ada guru yang mengurusi siswa yang melakukan kenakalan, beliau akan mengulang-ulang pernyataan di atas. Tugas guru mengajar. Saya memberikan SK kepada Bapak Ibu untuk mengajar.
Meskipun tujuan pernyataan tersebut untuk memastikan fokus guru pada pembelajaran, konsep "tugas guru hanya mengajar" perlu dilihat secara lebih luas. Dalam dunia pendidikan, tugas seorang guru mencakup banyak aspek selain menyampaikan materi pelajaran.
Mengajar Lebih dari Sekadar Menyampaikan Materi: Perspektif Teori Konstruktivisme
Mengajar sering kali diartikan sebagai kegiatan menyampaikan materi. Namun, menurut teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh ahli pendidikan seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky, proses belajar mengajar lebih dari sekadar transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Piaget berpendapat bahwa siswa aktif membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan mereka. Dalam konteks ini, tugas guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami konsep melalui pengalaman langsung dan refleksi.
Vygotsky menambahkan dengan konsep "zona perkembangan proksimal" (ZPD), yang menekankan pentingnya peran guru dalam membimbing siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi melalui kolaborasi dan dukungan.
Dengan demikian, konsep mengajar dalam teori konstruktivisme lebih dari sekadar menyampaikan materi; melainkan, guru juga perlu mendorong eksplorasi dan pemahaman kritis.
Hal ini menunjukkan bahwa tugas guru melibatkan pembimbingan mendalam dan interaksi yang lebih luas daripada yang ditunjukkan oleh pernyataan kepala sekolah bahwa tugas guru hanya mengajar.
Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Menurut Pendidikan Holistik
Selain mengajar, guru juga berperan penting dalam membentuk karakter siswa. Pendidikan holistik, seperti yang disampaikan oleh John P. Miller, berpendapat bahwa pendidikan bukan hanya soal akademis, tetapi juga soal mengembangkan sisi sosial, emosional, dan moral siswa.
Teori ini menyarankan agar guru mendidik siswa sebagai individu utuh, bukan sekadar sebagai peserta didik yang harus menguasai materi pelajaran.