Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Humoris: Dilema Seorang Guru, Gurukah yang Harus Humoris atau Murid yang Humoris?

6 November 2024   02:52 Diperbarui: 6 November 2024   03:48 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang murid dikenal punya kebiasaan unik. Setiap kali ujian, ia menambahkan catatan kecil di akhir jawabannya seperti, "Bu Guru, semoga ujiannya tahun depan agak mudah ya, agar generasi berikutnya tidak menderita seperti kami."

Rupanya, tidak hanya murid-murid yang berkreasi dalam jawaban, tetapi mereka ingin sukses, kamu harus rajin belajar dan berusaha!"

Seorang murid dengan mata berbinar menjawab, "Berarti kalau kami nggak sukses, itu karena gurunya yang nggak rajin mengajar, kan?"

Pak Guru hanya bisa menggeleng sambil tersenyum dan mulai mempertimbangkan untuk lebih rajin menjelaskan!

"Menemukan Canda dalam Wibawa: Perjalanan Guru di Kelas"

Aku menutup laptop sambil menghela napas panjang. Pertanyaan Mas Ashari terus bergema dalam pikiranku sepanjang hari, seolah menjadi refleksi bagi perjalanan sebagai guru. Menjadi cerdas, berwibawa, dan humoris, tampaknya mudah.

Memang mudah. Tapi khusus humoris tak sulit dilakukan. Terlebih dalam dunia pendidikan yang seringkali formal dan penuh aturan sekarang muridnya unik. Mereka suka melawak kok sekarang.

Beberapa hari kemudian, sebuah notifikasi muncul dari Mas Ashari. Ia menulis pesan balasan, "Terima kasih, Bu Sriati, atas jawaban dan inspirasinya. Saya mencobanya. Saya menyelipkan humor kecil saat mengajar dan ternyata kelas menjadi lebih hidup. Para siswa lebih antusias dan rasanya ada kedekatan yang tak pernah saya rasakan sebelumnya."

Aku cuma tersenyum membaca pesan itu. Mungkin memang benar, setiap guru memiliki gaya yang unik dan murid unik saat belajar. Humor bukanlah keharusan kalau di kelas Bu Sriati, melainkan sebuah pilihan murid-muridnya. Bu Sriati cuma perlu mengawasi dan mengarahkan.

Mas Ari telah menemukan caranya sendiri, membangun kewibawaan sekaligus menciptakan kehangatan di kelasnya.

Sebagai seorang guru, terkadang hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berani mencoba seuai konteks kelas kita. Dari sana, kita akan belajar, bertumbuh, dan, mungkin, membuat perbedaan kecil yang bermakna bagi mereka yang kita ajar atau sebaliknya kita guru juga ikut belajar, bertumbuh, dan membuat perbedaan kecil jika memiliki murid-murid unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun