Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Humoris: Dilema Seorang Guru, Gurukah yang Harus Humoris atau Murid yang Humoris?

6 November 2024   02:52 Diperbarui: 6 November 2024   03:48 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Yusriana Dokpri

Baik guru maupun murid sering mengalami stres di sekolah. Apalagi belajar menulis. Dengan humor, mereka bisa merasa lebih rileks dan mengurangi ketegangan. Dalam situasi menulis, contohnya, guyonan kecil dari guru bisa meredakan kecemasan para murid.

Ketiga, Membangun Hubungan Lebih Akrab 

Humor bisa menjadi jembatan yang menghubungkan guru dan murid. Ketika keduanya bisa saling bercanda tanpa rasa takut atau malu, hubungan mereka menjadi lebih dekat. Hal ini penting dalam membentuk iklim kelas yang positif.

4. Humor dengan Batasan: Tugas Guru sebagai Pengendali

Meskipun humor dianjurkan, guru tetap harus mengarahkan humor agar tetap sesuai dan tidak mengganggu proses pembelajaran. Sebagai pengendali suasana kelas, guru harus peka untuk memahami kapan humor perlu dihentikan agar suasana tetap kondusif.

Misalnya, jika humor mulai menjurus ke arah yang mengganggu atau bahkan mengarah pada lelucon yang tidak pantas, bersifat bully maka tugas guru menjaga agar humor tetap pada batasan yang sehat. Murid juga perlu memahami bahwa ada waktu untuk bercanda dan ada waktu untuk fokus belajar.

5. Menemukan Keseimbangan antara Humor dan Pembelajaran

Pada akhirnya, baik guru maupun murid perlu menemukan keseimbangan. Guru yang terlalu serius mungkin membuat kelas terasa menegangkan, sementara murid yang humoris tapi berlebihan bisa membuat suasana kelas tidak fokus.

Humor harus menjadi pelengkap, bukan pengganti dari fokus belajar itu sendiri.

Seorang guru yang bijak akan tahu kapan harus serius dan kapan harus santai. Di sisi lain, murid yang baik akan peka untuk tahu kapan waktu yang tepat untuk bercanda. Dengan keseimbangan ini, kelas bisa menjadi tempat yang efektif untuk belajar sekaligus menyenangkan untuk dihadiri.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun