Saat tiba di lokasi, suasana festival langsung terasa. Sesama penulis saling bertukar senyum dan sapaan, beberapa sibuk mengambil foto, dan sebagian lagi terlarut dalam diskusi.
Fina bertemu dengan teman-teman Kompasianer, bahkan beberapa yang sudah lama dijanjikan untuk bertemu akhirnya bisa bersua di sini.
"Apakah setiap tulisan kita penting?"Â
Seseorang bertanya, menyambung pembahasan di salah satu sesi diskusi.
"Iya," jawab Fina dengan yakin, teringat pengalamannya yang baru di Kompasiana. Tulisan-tulisan kecil, dari sekadar renungan harian atau artikel informatif. Semua ternyata bisa bermakna besar.
Pikirannya kembali pada hari ketika dia pertama kali menerima honor. Rasanya seperti mendapat pengakuan atas usahanya, mengajarkannya untuk lebih serius dalam menulis.
Di tengah keramaian, ia melihat panggung utama Kompasianival. Tiba-tiba, ada kenangan singkat berkelebat, mimpi sederhana untuk suatu hari bisa berada di atas sana, mungkin menerima penghargaan, seperti Kompasiana Awards.
Meski belum tercapai, ia ingin berbagi tips pada para penulis di sini: tetaplah konsisten dan jujur dalam menulis. Tulis dari hati, bukan hanya demi popularitas.
Ketika sore menjelang, ia temukan dirinya duduk di salah satu sudut festival. Ia membuka buku catatan kecil yang dibawanya.Â
Di lembar pertama, ia menulis: "Setiap langkah di festival ini adalah bukti bahwa setiap cerita penting. Bukan tentang seberapa besar audiensmu, tapi seberapa tulus kamu menuliskannya."
Mungkin suatu hari, setiap kata yang tertulis di Kompasiana ini akan menjadi sejarah kecil yang membantu mengubah hidup seseorang, meski ia tak pernah tahu siapa orang itu.