Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal di Sumatera Barat yang Perlu Dilestarikan dan Kabinet Merah Putih 2024-2029

24 Oktober 2024   18:01 Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kearifan Lokal Rumah Gadang: Foto by Gurusiana.id

Sumatera Barat

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera. Ibu kotanya Padang. Padang si Kota Bingkuang.

Provinsi ini dikenal dengan kekayaan Budaya Alam Minangkabau (BAM) yang sangat banyak. BAM ini menjadi salah satu pelajaran bermuatan lokal di Sumatera Barat. 

BAM meliputi adat istiadat, rumah adat khas bernama Rumah Gadang, kuliner dan makanan khas seperti rendang dan dendeng yang terkenal di dunia. Selain itu beragam kuliner dan sambal juga menjadi kearifan lokal yang masih terpelihara.

Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki alam yang indah, dengan pegunungan yang paling populer Marapi dan Singgalang, danau yang terkenal,  danau Singkarak dengan ikan bilihnya, dan danau Maninjau dengan ikan karamba, serta pantai yang menjadi tujuan wisata. Pantai Air Manis, Pantai Carocok, Sasak, Gondoriah, dan banyak lagi.

Apa yang ingin kamu ketahui lebih lanjut tentang Sumatera Barat?

Tentu banyak sekali yang ingin kita ketahui tentang provinsi ini. Mengapa? Karena di Sumatera Barat ini, terdapat banyak kearifan lokal yang penting untuk dilestarikan generasinya.

Karena provinsi ini memiliki nilai-nilai budaya, sosial, ekonomi, pendidikan, dan spiritual yang berharga bagi masyarakat Indonesia.  Provinsi ini salah satu daeeah terunique di dunia.

Beberapa kearifan lokal tersebut adalah:

1. Falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah"

Penerapan falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau. Dapat dilihat dalam upacara pernikahan adat. Dalam pernikahan Minangkabau, prosesi adat seperti batimbang tando (pertukaran tanda) atau manjapuik marapulai (menjemput pengantin laki-laki) tetap dilakukan sesuai dengan adat yang diwariskan turun-temurun. 

Namun, prosesi tersebut juga diiringi dengan pelaksanaan akad nikah yang sesuai dengan syariat Islam. Berupa pengucapan ijab kabul di hadapan wali dan saksi. Ini menunjukkan bagaimana adat dan agama berjalan beriringan sehingga tradisi tetap hidup tanpa melanggar ajaran agama Islam.

Nilai yang dilestarikan:

Prinsip "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" ini menekankan bahwa adat dan agama Islam berjalan seiring dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. 

Falsafah ini mengajarkan keseimbangan antara adat istiadat dan ajaran agama yang menjadi pedoman dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Sumatera Barat.

Adapun Cara Melestarikannya dengan Diajarkan dalam pendidikan formal dan non-formal baik melalui pendidikan di sekolah, ceramah agama, upacara adat, dan sosialisasi di keluarga.

2. Sistem Kekerabatan Matrilineal

Sistem kekerabatan matrilineal adalah sistem garis keturunan dan warisan ditarik dari pihak ibu. Dari penerapan sistem ini dapat dilihat pada masyarakat Minangkabau. Dalam sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau, harta pusaka seperti tanah atau rumah diwariskan kepada anak perempuan bukan kepada anak laki-laki.

Selain itu, peran mamak (paman dari pihak ibu) juga sangat penting dalam membimbing dan mengurus keponakannya, baik dalam hal pendidikan maupun urusan adat. Anak laki-laki, meskipun tidak mewarisi harta dari ibu mereka, bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi harta keluarga ibunya, sesuai dengan peran mereka dalam sistem adat matrilineal.

Nilai yang Dilestarikan:

Sistem Kekerabatan Matrilineal satu-satunya ada di Sumatera Barat. Sistem kekerabatan yang unik di Minangkabau. Hal mewariskan harta dan garis keturunan melalui pihak ibu. 

Sistem ini memberikan peran besar kepada perempuan dalam keluarga dalam pengelolaan harta warisan, sambil menjaga stabilitas sosial melalui peran mamanda (paman dari pihak ibu) dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Cara Melestarikannya dengan Melibatkan masyarakat dalam menjaga tradisi ini melalui pengajaran di keluarga besar dan pemeliharaan peran perempuan dalam adat dan pengambilan keputusan.

3. Gotong Royong (Bajapuik)

Gotong royong dalam bentuk bajapuik adalah tradisi yang masih dijalankan dalam pernikahan adat Minangkabau. Khususnya dalam masyarakat matrilineal. Bajapuik berarti penjemputan calon pengantin laki-laki oleh keluarga pengantin perempuan. Penjemputan disertai dengan pemberian sejumlah uang atau harta sebagai simbol penghormatan kepada pihak keluarga laki-laki.

Meskipun secara tradisional merupakan bagian dari adat, proses bajapuik dilakukan dengan semangat gotong royong. Keluarga besar pihak perempuan bersama-sama mengumpulkan dana dan berpartisipasi dalam persiapan prosesi pernikahan. Ini memperlihatkan bagaimana kebersamaan dan saling tolong-menolong menjadi inti dari budaya Minangkabau dalam melaksanakan kegiatan besar seperti pernikahan.

Nilai yang Dilestarikan:

Gotong royong mencerminkan kebersamaan dan saling membantu dalam masyarakat Minangkabau. Ini sering terlihat dalam acara-acara besar seperti pernikahan, membangun rumah, atau pekerjaan komunitas lainnya.

Cara Melestarikannya dengan Mengaktifkan program-program gotong royong di tingkat nagari, komunitas, serta melalui kegiatan sosial di sekolah,  dan masyarakat.

4. Pepatah-Petitih (Peribahasa dan Pepatah Bijak)

Berikut adalah beberapa contoh pepatah-petitih dari Minangkabau yang sarat makna dan digunakan di mana saja:

1. "Alam takambang jadi guru"
Artinya, segala sesuatu di alam semesta ini dapat dijadikan pelajaran. Pepatah ini mengajarkan kita untuk selalu belajar dari pengalaman dan kejadian di sekitar.

2. "Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang"
Artinya, di mana pun kita berada, kita harus menghormati adat dan budaya setempat. Pepatah ini menekankan pentingnya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menjaga tata krama.

3. "Saciok bak ayam, sadanciang bak basi"
Artinya, bersatu dan bekerja sama erat dalam keluarga atau masyarakat, seperti ayam yang makan bersama atau besi yang menyatu dalam cetakan. Ini mengajarkan nilai gotong royong dan kebersamaan.

4. "Kalah jadi abu, menang jadi arang"
Artinya, dalam pertengkaran atau perselisihan, tidak ada pihak yang benar-benar menang, keduanya merugi. Pepatah ini mengajarkan kita untuk menghindari konflik yang hanya akan merugikan semua pihak.

Pepatah-petitih ini mencerminkan kearifan lokal Minangkabau yang mendalam tentang kehidupan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam dan sesama manusia.

Nilai yang Dilestarikan:

Pepatah-petitih Minangkabau mengandung nilai-nilai kearifan hidup, seperti kebijaksanaan, penghormatan terhadap alam, dan etika sosial.

Pepatah seperti "Alam takambang jadi guru" mengajarkan bahwa alam merupakan sumber pembelajaran yang tak terbatas.

Cara Melestarikannya dengan Diajarkan kepada generasi muda melalui cerita

, diskusi keluarga, pelajaran di sekolah, serta lomba-lomba pidato adat atau pantun.

5. Musyawarah dan Mufakat

Musyawarah dan mufakat adalah prinsip dasar dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dialog dan kesepakatan bersama banyak diterapkan dalam budaya Indonesia. Termasuk masyarakat Minangkabau. Sebagai contoh, ketika masyarakat Minangkabau hendak membangun balai adat atau memperbaiki fasilitas umum seperti jalan desa, mereka akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu di balai adat.

Semua pihak yang terkait, baik tokoh adat, pemuka masyarakat, maupun anggota masyarakat umum, akan berkumpul untuk berdiskusi tentang rencana tersebut. Setiap suara didengar dan keputusan diambil berdasarkan mufakat, yakni kesepakatan bersama yang mengutamakan kepentingan bersama.

Dengan begitu, tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan keputusan yang diambil bisa diterima dengan lapang dada oleh seluruh masyarakat.

Nilai yang Dilestarikan:

Musyawarah sebagai metode pengambilan keputusan bersama mencerminkan prinsip demokrasi lokal yang adil dan terbuka. Tradisi ini memperkuat hubungan sosial dan menghindari perselisihan dalam komunitas.

Cara Melestarikan: Dipraktikkan dalam struktur pemerintahan desa (nagari) serta dalam penyelesaian masalah di tingkat keluarga dan komunitas.

6. Randai

Randai adalah seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang menggabungkan elemen drama, tari, musik, dan silat. Sebagai contoh, dalam pertunjukan Randai, kisah-kisah rakyat Minangkabau seperti Cindua Mato sering diangkat sebagai cerita utama.

Para pemain berkeliling membentuk lingkaran, sambil bernyanyi dan menari sesuai irama musik tradisional yang diiringi oleh alat musik seperti talempong dan gendang. Di sela-sela tarian, mereka juga menyisipkan gerakan silat sebagai bagian dari ekspresi seni mereka.

Cerita dalam Randai sering disampaikan dalam bentuk dialog berirama yang disebut galombang, di mana pesan moral, nilai adat, dan ajaran hidup disampaikan. Randai menjadi sarana edukasi sekaligus hiburan bagi masyarakat, karena selain menghibur, pertunjukan ini juga mengandung pesan tentang kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan.

Randai adalah seni pertunjukan khas Minangkabau yang menggabungkan cerita rakyat, musik, tari, dan silat. Randai mengajarkan nilai kebersamaan, keberanian, dan moral melalui cerita-cerita lokal.

Melalui pelatihan di sanggar seni, pengajaran di sekolah sebagai bagian dari muatan lokal, serta pementasan dalam acara-acara adat merupakan cara pelestarian kearifan lokal ini.

Ilustrasi Randai: Foto by Mediakepri.co.id
Ilustrasi Randai: Foto by Mediakepri.co.id
7. Silat Minangkabau (Silek)

Silek adalah seni bela diri tradisional Minangkabau yang bukan hanya mengajarkan teknik bertarung, tetapi juga disiplin, etika, dan kepercayaan diri. Silat juga terintegrasi dengan nilai-nilai spiritual dan adat.

Cara melestarikannya dengan mengajarkannya di perguruan silat lokal, melalui kompetisi, dan integrasi dalam pelajaran olahraga di sekolah.

Ilustrasi Silek Minang: Foto y kemenparekraf.go.id/read/424/silek-minangkabau
Ilustrasi Silek Minang: Foto y kemenparekraf.go.id/read/424/silek-minangkabau
8. Upacara Adat dan Tradisi (Baralek, Mandi Safar, Turun Mandi, dll.)

Upacara adat seperti Baralek (pernikahan), Mandi Safar (memohon keselamatan di bulan Safar), dan Turun Mandi (upacara kelahiran) memiliki makna spiritual, mempererat hubungan kekeluargaan, dan memperkuat identitas budaya.

Cara melestarikannnya dengan melibatkan generasi muda dalam setiap upacara adat, menjelaskan makna di balik tradisi, dan mendokumentasikan serta menyosialisasikan melalui media dan lembaga budaya.

Ilustrasi turun mandi di Sungai: Foto fajarSumbar.com
Ilustrasi turun mandi di Sungai: Foto fajarSumbar.com

9. Kuliner Tradisional (Rendang, Lamang, Dendeng Balado)

Makanan khas Minangkabau, seperti Rendang, Lamang, dan Dendeng Balado, tidak hanya terkenal lezat, tetapi juga mengandung filosofi tersendiri terkait kerja keras, persatuan, dan kekuatan.

Rendang, misalnya, melambangkan kerja sama karena pembuatannya yang memerlukan waktu dan tenaga bersama. Cara melestarikan dengan mengajarkannya di dalam keluarga, mendirikan warung tradisional, dan mengadakan festival kuliner Minangkabau.

10. Pantun dan Syair Tradisional

Pantun dan syair tradisional Minangkabau mengandung nasihat bijak, hiburan, serta nilai-nilai budaya yang dapat menjadi media ekspresi dan komunikasi antar-generasi.

Cara Melestarikan: Melalui lomba pantun di sekolah, pengajaran bahasa dan sastra Minang, dan pementasan dalam acara budaya atau adat.

11. Pengelolaan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan

Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi dalam menjaga dan memanfaatkan alam secara berkelanjutan. Pengelolaan sawah, hutan, dan ladang dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan alam dan keberlanjutan.

Melalui pendidikan tentang pertanian dan pengelolaan lingkungan di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari dapat diestarikan. Hal ini juga bisa diajarkan melalui praktek langsung di sawah dan ladang.

12. Pasa Harau dan Pasar Nagari

Pasar tradisional (pasa) di Sumatera Barat adalah tempat penting untuk berinteraksi dan memperkuat hubungan sosial. Pasar ini tidak hanya sebagai tempat jual beli, tetapi juga ajang silaturahmi dan pertukaran informasi serta budaya.

Cara melestarikannnya dengan mendorong penggunaan pasar tradisional dan memperkuat peranannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari melalui program revitalisasi pasar.

Kearifan-kearifan lokal ini perlu terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda agar identitas budaya Minangkabau tetap hidup dan berkembang dalam perubahan zaman.

Adapun hubungan antara kearifan lokal Minangkabau dan kepemimpinan Prabowo Subianto serta Kabinet Merah Putih dapat dilihat dari perspektif bagaimana nilai-nilai lokal digunakan.

Nilai kearifan lokal seperti musyawarah, gotong royong, etika kepemimpinan, dan keseimbangan antara adat dan agama dapat diintegrasikan ke dalam gaya kepemimpinan nasional dan Kabinet Merah Putih 2024-2029.

Beberapa poin yang relevan antara kabinet adalah:

1. Musyawarah dan Mufakat dalam Pengambilan Keputusan

Kearifan Lokal:

Dalam masyarakat Minangkabau, musyawarah dan mufakat sangat dihargai sebagai cara mengambil keputusan secara kolektif yang adil. Prinsip ini mencegah dominasi satu pihak dan memastikan bahwa keputusan diambil dengan mempertimbangkan semua suara.

Hubungan dengan Kepemimpinan Prabowo: 

Prinsip musyawarah dapat diterapkan dalam kepemimpinan Prabowo, terutama dalam konteks pengambilan keputusan di kabinet. Prabowo, yang kini menjabat sebagai Presiden dan menjadi bagian penting dari koalisi pemerintah, dapat memanfaatkan pendekatan musyawarah dalam menjaga stabilitas politik dan kebijakan strategis di tingkat nasional. Hal ini sesuai dengan cita-cita demokrasi deliberatif yang sejalan dengan kearifan lokal kita.

2. Gotong Royong dan Kerja Sama Nasional

Kearifan Lokal Gotong royong atau "bajapuik" di Minangkabau mencerminkan kerjasama dan solidaritas dalam masyarakat, terutama saat menghadapi tugas-tugas besar yang membutuhkan kontribusi bersama.

Hubungan dengan Kebijakan Prabowo: 

Prinsip gotong royong ini juga dapat diterapkan dalam kebijakan yang mendorong kolaborasi lintas sektor. Misalnya, di bidang pertahanan, Prabowo selaku Presiden bisa menginstruksikan dan menerapkan pendekatan kerja sama antara militer, sipil, dan masyarakat dalam menjaga ketahanan nasional.

Ini juga sejalan dengan semangat gotong royong dalam Pancasila, di mana kabinet dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menghadapi tantangan besar seperti pandemi, perubahan iklim, atau pembangunan infrastruktur.

3. Etika Kepemimpinan dan Keteladanan

Kearifan Lokal dalam sistem kekerabatan Minangkabau, seorang penghulu (kepala adat) dituntut untuk adil, bijaksana, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Pemimpin adat dihormati karena keteladanan moral dan integritas yang mereka tunjukkan.

Hubungan dengan Prabowo:

Prinsip ini dapat menjadi teladan bagi Prabowo dan kabinetnya dalam menjaga integritas dan keteladanan sebagai pemimpin. Di masa jabatannya, Prabowo diharapkan memperlihatkan kepemimpinan yang mengutamakan kepentingan nasional, bersikap transparan, dan menjadi teladan moral bagi rakyat, mirip dengan konsep penghulu dalam adat Minang yang melayani komunitasnya dengan dedikasi.

4. Prinsip "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" dan Keseimbangan Antara Adat dan Agama

Kearifan lokal prinsip ini menekankan keseimbangan antara adat (budaya lokal) dan syariat Islam dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, yang mengutamakan moralitas dan etika religius dalam setiap tindakan sosial dan kebijakan.

Hubungan dengan Kabinet Prabowo:

Dalam konteks kebijakan nasional, ini bisa diartikan sebagai kebijakan yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang baik, termasuk integrasi nilai-nilai religius dalam penyusunan kebijakan.

Kabinet diharapkan membuat kebijakan yang mendukung toleransi, menghormati keberagaman agama, dan menjaga moralitas publik tanpa mengabaikan adat dan budaya lokal.

5. Pengelolaan Sumber Daya Secara Berkelanjutan

Di Minangkabau, pengelolaan tanah dan sumber daya alam dilakukan dengan prinsip keberlanjutan. Masyarakat adat menjaga keseimbangan alam dalam bertani dan berburu, serta melestarikan sumber daya untuk generasi berikutnya. Kearifan lokal yang dijaga terus menerus.

Hubungan dengan Kebijakan Pertahanan Prabowo:

Dalam konteks pertahanan SDM, Prabowo bisa mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, terutama terkait kebijakan pertahanan yang berkaitan dengan kawasan strategis atau pengelolaan sumber daya untuk keamanan nasional.

Misalnya, kebijakan yang mendukung pertahanan pangan dan ketahanan energi yang berkelanjutan, sesuai dengan prinsip keberlanjutan yang dianut dalam kearifan lokal.

6. Kepemimpinan Matrilineal dan Kesetaraan Gender

Kearifan Lokal: Sistem matrilineal Minangkabau memberikan peran penting kepada perempuan dalam keluarga dan sosial. Perempuan memiliki hak yang kuat dalam pengelolaan harta dan pengambilan keputusan keluarga.

Hubungan dengan Kepemimpinan Prabowo: 

Di era modern, nilai-nilai kesetaraan gender yang tercermin dari kearifan lokal Minangkabau dapat diterapkan dalam pemerintahan Prabowo, di mana kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam pemerintahan menjadi bagian penting dari pembangunan negara.

Prabowo dapat mendukung kebijakan yang memperkuat peran perempuan di berbagai sektor, termasuk pertahanan dan keamanan.

7. Kepemimpinan yang Mengakar pada Nilai Lokal

Kearifan lokal kepemimpinan tradisional Minangkabau selalu didasarkan pada nilai-nilai moral, agama, dan adat. Pemimpin lokal diharapkan mengutamakan kebajikan dan mengabdi kepada masyarakat dengan penuh tanggung jawab.

Hubungan dengan Kepemimpinan Nasional: 

Sebagai pemimpin di pemerintahan, Prabowo dan kabinetnya bisa mengambil inspirasi dari model kepemimpinan tradisional yang mengedepankan nilai-nilai moral dan pengabdian kepada masyarakat.

Kebijakan yang dikeluarkan harus mencerminkan kepedulian terhadap rakyat, dengan mengedepankan prinsip integritas dan tanggung jawab.

Secara keseluruhan, nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau dapat menjadi inspirasi penting bagi kepemimpinan Prabowo dan kabinetnya, terutama dalam menciptakan kebijakan yang inklusif, beretika, dan berbasis pada nilai-nilai kebersamaan serta keseimbangan antara agama dan budaya.

Dari kabinet Prabowo Subianto tahun 2024, ada beberapa tokoh dari Sumatera Barat yang dipercaya mengisi jabatan penting. Salah satu tokoh yang berasal dari Sumatera Barat adalah Sanitiar Burhanuddin, yang kembali menjabat sebagai Jaksa Agung.

Dia telah lama dikenal sebagai tokoh berpengalaman di bidang hukum. Selain itu, terdapat juga beberapa figur yang mengisi posisi strategis di kementerian dan lembaga lainnya meskipun tidak secara spesifik terkait dengan asal-usul Sumatera Barat.

Sejauh ini, belum banyak menteri dari Sumatera Barat yang masuk dalam kabinet Prabowo 2024-2029. Beberapa nama yang diisukan atau kemungkinan besar dari Sumatera Barat termasuk Andre Rosiade, seorang politisi dari Partai Gerindra yang dikenal aktif dan dekat dengan Prabowo. Namun, sampai saat ini komposisi penuh kabinet belum sepenuhnya diumumkan atau dipastikan.

Alasan mengapa Andre Rosiade, politisi asal Sumatera Barat, tidak masuk dalam kabinet Prabowo Subianto mungkin terkait dengan berbagai pertimbangan politik, seperti pembagian posisi berdasarkan keseimbangan koalisi, kompetensi teknis untuk jabatan tertentu, atau prioritas dari partai pendukung utama.

Selain itu, tidak semua tokoh daerah yang dekat dengan Prabowo otomatis mendapat posisi kabinet, mengingat ada banyak faktor lain yang diperhitungkan dalam penyusunan pemerintahan.

Pada era Soeharto, kepala daerah yang berprestasi sering kali diangkat menjadi menteri sebagai bentuk penghargaan dan strategi memperkuat dukungan politik. Namun, saat ini proses pemilihan menteri lebih kompleks dan melibatkan banyak faktor seperti keseimbangan koalisi politik, kepentingan partai, kualifikasi teknis, serta kebutuhan spesifik kementerian.

Sistem politik saat ini lebih beragam, sehingga kepala daerah yang berprestasi tidak selalu diprioritaskan untuk masuk kabinet, meskipun beberapa di antaranya tetap menjadi kandidat potensial.

Perbedaan antara pengangkatan kepala daerah menjadi menteri di era Soeharto dan sekarang terletak pada kompleksitas politik saat ini. Saat ini, faktor-faktor seperti keseimbangan koalisi, kepentingan partai, dan kualifikasi spesifik kementerian lebih mendominasi.

Sistem politik yang lebih terbuka dan beragam membuat tidak semua kepala daerah yang berprestasi diangkat menjadi menteri, meskipun mereka mungkin memiliki prestasi yang baik.

Perbedaan antara pengangkatan kepala daerah menjadi menteri pada era Soeharto dan sekarang terletak pada beberapa faktor kunci:

1. Politik Koalisi

Saat ini, pembentukan kabinet melibatkan berbagai partai politik, sehingga menteri sering kali berasal dari partai koalisi, bukan hanya berdasarkan prestasi individu.

2. Kualifikasi dan Keahlian

Penunjukan menteri lebih fokus pada keahlian teknis dan pengalaman di bidang tertentu, bukan hanya prestasi di level daerah.

3. Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Setelah reformasi, kepala daerah memiliki lebih banyak otonomi, sehingga pengangkatan mereka sebagai menteri tidak lagi otomatis.

4. Kepentingan Strategis

Pemilihan menteri mempertimbangkan kepentingan politik yang lebih luas, termasuk stabilitas dan representasi berbagai daerah dan kelompok.

Perubahan ini mencerminkan dinamika politik yang lebih kompleks dalam pemerintahan saat ini dan ini mengakibatkan keterwakilan suara rakyat di pusat cukup mengkhawatirkan kita dalam berdemokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun