3. "Saciok bak ayam, sadanciang bak basi"
Artinya, bersatu dan bekerja sama erat dalam keluarga atau masyarakat, seperti ayam yang makan bersama atau besi yang menyatu dalam cetakan. Ini mengajarkan nilai gotong royong dan kebersamaan.
4. "Kalah jadi abu, menang jadi arang"
Artinya, dalam pertengkaran atau perselisihan, tidak ada pihak yang benar-benar menang, keduanya merugi. Pepatah ini mengajarkan kita untuk menghindari konflik yang hanya akan merugikan semua pihak.
Pepatah-petitih ini mencerminkan kearifan lokal Minangkabau yang mendalam tentang kehidupan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam dan sesama manusia.
Nilai yang Dilestarikan:
Pepatah-petitih Minangkabau mengandung nilai-nilai kearifan hidup, seperti kebijaksanaan, penghormatan terhadap alam, dan etika sosial.
Pepatah seperti "Alam takambang jadi guru" mengajarkan bahwa alam merupakan sumber pembelajaran yang tak terbatas.
Cara Melestarikannya dengan Diajarkan kepada generasi muda melalui cerita
, diskusi keluarga, pelajaran di sekolah, serta lomba-lomba pidato adat atau pantun.
5. Musyawarah dan Mufakat
Musyawarah dan mufakat adalah prinsip dasar dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dialog dan kesepakatan bersama banyak diterapkan dalam budaya Indonesia. Termasuk masyarakat Minangkabau. Sebagai contoh, ketika masyarakat Minangkabau hendak membangun balai adat atau memperbaiki fasilitas umum seperti jalan desa, mereka akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu di balai adat.
Semua pihak yang terkait, baik tokoh adat, pemuka masyarakat, maupun anggota masyarakat umum, akan berkumpul untuk berdiskusi tentang rencana tersebut. Setiap suara didengar dan keputusan diambil berdasarkan mufakat, yakni kesepakatan bersama yang mengutamakan kepentingan bersama.