Aisyah menyadari semua dari cerita Bu Santi bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan ia bertekad untuk tak membiarkan masalah Ayah dan Ibunya menghalanginya meraih masa depan yang lebih baik.
"Ketahanan Emosional dan Empati harus dipupuk. Bersifat Positif Menghadapi Kesulitan!" Ia selalu mengulang-ulang kalimat Bu Santi itu.
Ketahanan Emosional dan Empati: Sifat Positif dari Siswa yang Pernah Menghadapi Kesulitan
Masa kecil yang sulit seperti yang dialami Aisyah di atas sering kali terjadi di daerah kita. Masa kecil yang berat itu meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri seorang siswa. Mereka yang tumbuh dalam lingkungan penuh konflik, kekurangan ekonomi hingga kekerasan dalam rumah tangga sering kali menghadang mereka.
Sebagian mereka menghadapi tantangan yang lebih besar dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Namun, bila guru arif menyikapi maka dari pengalaman pahit ini bisa memunculkan dua sifat positif yang luar biasa: Sifat Ketahanan Emosional dan Empati.
Ketahanan emosional adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali setelah menghadapi kesulitan atau trauma. Siswa yang mengalami masa kecil yang penuh tantangan cenderung mengembangkan kekuatan batin mereka yang kuat. Meski mereka terlihat pendiam.
Aisyah, misalnya, adalah seorang siswa yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik. Setiap hari, ia menyaksikan pertengkaran orang tuanya dan merasakan ketidakpastian di rumah itu.
Namun, berkat bimbingan dan arahan gurunya, pengalaman tersebut mengajarinya untuk tidak cengeng dan menyerah. Dia belajar mengatasi stres dan menghadapi masalah dengan kepala tegak, menjadikannya lebih siap menghadapi tantangan hidup di masa depan.
Di sisi lain, empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Siswa yang pernah menghadapi kesulitan sering kali lebih peka terhadap perasaan orang lain. Mereka dapat merasakan kesakitan dan penderitaan yang dialami oleh ibu mereka saat mengalami kekerasan dalam rumah mereka.
Dalam kasus Aisyah, misalnya, dia tidak hanya merasakan rasa sakit yang dialami ibunya. Tetapi ia juga memahami betapa sulitnya hidup bagi dirinya yang mungkin menghadapi masalah serupa kelak.
Kepekaan ini membuatnya menjadi teman yang baik dan selalu siap membantu orang lain. Ia berusaha menciptakan lingkungan yang penuh dukungan di sekelilingnya.