Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena #Desperate di Linkedin dan Realitas Sulitnya Manusia Mencari Kerja:

10 Oktober 2024   16:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena #Desperate di LinkedIn dan Realitas Sulitnya Mencari Kerja

LinkedIn menjadi platform utama bagi para pencari kerja. Mereka membangun jaringan dan mempromosikan diri di platform ini. Namun, ada fenomena baru yang cukup mengejutkan: pekerja muda kini mulai menyematkan tagar #Desperate di profil mereka.

Tagar ini konon muncul sebagai bentuk bagian dari keputusasaan sebagian dari mereka karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Fenomena ini kian ramai di kalangan generasi Z dan milenial. Akibat merasa frustrasi setelah berbulan-bulan mencari pekerjaan tanpa hasil.

Salah satu kekhawatiran terbesar dari penggunaan tagar ini adalah risiko yang dihadapi pencari kerja. Memasang tagar #Desperate bisa membuat mereka terlihat rentan. Keadaan ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menawarkan upah yang lebih rendah.

Selain itu, beberapa ahli perekrutan menyarankan agar pencari kerja tidak sembarangan melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian mereka, karena hal ini bisa memperburuk reputasi profesional mereka.

Di sisi lain, ada juga anggapan bahwa dengan menunjukkan keputusasaan, para pencari kerja berharap menarik perhatian lebih cepat. Namun, apakah ini benar-benar ngaru sebagai solusi yang efektif, atau justru kontra-produktif?

Bagaimana Menyikapi Keputusasaan dalam Mencari Kerja

Sulitnya mendapatkan pekerjaan adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal. Tingkat kompetisi tinggi, ditambah dengan ketidakpastian ekonomi saat ini. Hal inilah yang membuat banyak pencari kerja merasa tertekan.

Tagar #Desperate pun menjadi cerminan dari kondisi emosional banyak pekerja muda yang merasa bahwa usaha mereka tidak membuahkan hasil. Namun, apakah menampilkan keputusasaan ini berpengaruh? Ngaru nggak sih.

Memang, transparansi mengenai kondisi pencari kerja dapat menunjukkan keberanian dan keterbukaan. Namun, seperti yang dikhawatirkan banyak orang, memasang tagar ini justru bisa memberikan kesan negatif di mata perekrut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun