"Bun, adek punya kejutan buat Bunda. Hari ini Bunda berulang tahun ke-50 lo. Barakallah fi umrik ya, Bun!" Ia memelukku erat dan penuh kasih sayang.
Si Dedek yang teriak,'Bun, Aku Makan dengan Rendang, Ya!' Tadi pagi. Ternyata hari ini mengagetkanku. Aku lupa kalau hari ini tanggal 25.
"Tara. Aku juga udah jemput pesanan Bunda di Tongga Piaman. Aku mau kirim buat Abang Afif dan Bang Fadli. Nanti sore kita ke Tiki sekalian jemput Mak Ade, ya Bun." Ia peragakan dua bungkus rendang kepadaku.
"Adek... kebiasaan deh. Rendang kita jadi banyak dong!" Aku pura-pura mewek karena kesal juga terharu.
"Tenang Bun. Hari ini Mak Ade dan Nan Finda mo berkunjung ke sini. Rendang kasih sayang Ibu dan anak menyambut mereka. Lagian Mak Ade fans rendang Bunda." Kikik Rara.
"Bisa aja kamu, Dek. Untung Bunda tak ngomel tadi di resto. Cuma ngeyel minta dipulangin duit bayar rendang."
Cerpen ini menggambarkan bagaimana rendang Koto Gadang yang pedas dan kaya rempah menjadi bagian dari tradisi keluarga yang penuh cinta dan sejarah. Rendang Tanda Sayang Ibu dan Anak
Serta kenangan manis yang terukir antara ibu, anak dan keluarga besar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H