Lalu salah seorang sahabat penasaran. Mengapa sahabat mereka itu yang duluan masuk surga. Apa ada beda amalannya dengan para sahabat.Â
Ia pun pura-pura menginap di sana. Malam pertama, kedua, ketiga ketika dilihat sahabat yang menginap amalan mereka sama. Shalat, puasa, sedekah, doa sama. Akhirnya ia minta izin tidur sekamar dengan sahabatnya. Ketika jelang tidur si sahabat berdoa, dzikir, dan baca surah Al Quran tertentu.
Sesudah semua ritual itu selesai, ia pun berkata, " Ya Allah, hamba sudah memaafkan semua ummatMu yang pernah bersalah dan menyakiti hamba hari ini, Ya Allah.Â
Lalu si sahabat yang menginap melapor kepada Rasul. Bahwa si sahabat memberikan pernyataan sudah memberi maaf kepada siapapun.
Jawab Rasul, "Ya, itulah pembeda ia dari kita. Ia menyatakan memberi maaf kepada siapapun. Sedang memaafkan itu bagi sebagian kita sangat berat. Jadikan tradisi atau kebiasaan maaf memaafkan ini menjadi kebiasaan.
Tradisi maaf memaafkan ini kita mulai dari sekarang. Bulan Syawal ini. Tradisi baik lagi menyehatkan diri. Menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati. Lagi tangan di atas, lebih baik dari tangan di bawah. Tradisi memberi maaf lebih baik daripada meminta maaf.
Jadi bila cinta diri, berilah maaf kepada orang lain agar sukses dunia dan akhirat. Sehat di dunia, surga di akhirat. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H