Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Memaafkan Orang Lain Bukti Mencintai Diri Sendiri

29 April 2023   20:23 Diperbarui: 29 April 2023   20:48 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Popbela.com

Menjauhkan tubuh dari racun. Sebab marah, dengki, irihati, apalagi tersinggung lalu dendam adalah racun paling berbahaya buat tubuh kita. Otak kita rusak, jiwa rusak, pikiran rusak, hati rusak hingga memicu detak jantung tak stabil. Akhirnya tak bisa tidur lalu ginjalpun turut rusak.

Tak ada gunanya kita pelihara sakit hati. Diri kita akan sakit. Maka cara memaafkan orang lain dengan:

Pertama, ajak hati bersahabat dengan kita. Ajak hati berbicara. Katakan pada hatimu, aku mencintaimu. Aku tak ingin meeusakmu karena orang itu. Lalu senyumlah.

Kedua, ajak pikiran bersahabat 

dengan kita.  Ajak juga pikiran berbicara. Katakan pada pikiranmu, aku mencintaimu. Aku tak ingin meeusakmu karena orang itu. Lalu senyumlah.

Ketiga, usir dendam dari hati kita. " Hei, dendam aku tak ingin merusak hati dan pikiranku. Maaf ya, silahkan kamu pergi menjauh dariku. Lalu ucapkanlah ishtighfar atau laa ilaaha illalloh, muhammadar rosulullah.

Keempat,  usir marah dari pikiran kita. Katakan,  " Hei, marah,  aku tak ingin merusak kecantikanku. Maaf ya, silahkan kamu pergi menjauh dariku. Lalu ucapkanlah ishtighfar atau laa ilaaha illalloh, muhammadar rosulullah.

Tersenyumlah. Kamu sudah berhasil move on dari dendam dan marah. Kamu sudah mencintai dirimu sendiri. Buat apa kita memimirkan si dendam dan si marah. Ia tak pernah memberi kita makan, minum, apalagi uang buat berobat atau beli coklat.

Biarkan ia minggir dan move on dari diri kita. Karena kita harus mencintai diri kita. Biar senantiasa sehat walafiat. Bila ini kamu terapkan memaafkan orang lain bersrti kamu sudah mencintai diri sendiri. Kamu pun telah menjelma menjadi manusia pilihan yang memiliki hati seluas telaga.

Telaga takkan bisa diubah rasanya dengan sesendok garam atau gula. Namun, bila hatimu sempit hanya seluas cawan atau gelas, maka kamu akan mudah diasinkan atau dimaniskan. He he he.

Sebuah kisah di zaman Rasulullah. Seorang sahabat bertanya, siapa di antara para sahabat yang dulu masuk Surga. Rasulullah menjawab, orangnya tak ada di sini. Itu rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun