Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Raih Berkah Ramadhan dan Tinggalkan 6 Hal yang Menghilangkan Pahala Puasa

28 Maret 2023   19:34 Diperbarui: 28 Maret 2023   19:35 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan bulan penuh berkah. Tadi malam keberkahan itu saya rasakan. Setelah seharian beraktivitas, pukul 07.00 di sekolah hingga pukul 15.00 WIB. Penulis mendapat dua kabar gembira.

Pertama, admin kompasiana mengirimkan ucapan selamat. "Verifikasi-Selamat akun Anda telah diverifikasi."

Saya lihat foto profil saya di atas. Benar, sudah dicentang biru. Duh, setelah 3 bulan menunggu dari 3 lagi tulisan Artikel Utama, 2 lagi tulisan Artikel Utama, 1 lagi tulisan Artikel Utama, dan periksa profil Anda untuk diverifikasi.

Akhirnya di malam ke 6 Ramadhan ada kabar gembira ini. "Verifikasi-Selamat akun Anda telah diverifikasi."

Terima kasih ya, admin kompasiana sudah memilih saya menjadi kompasianer bercentang biru. Duh, berkah Allah itu benar ternyata Mas Zabidi, di malam ke 6 Ramadhan, kabar berita gembira nan mengharukan Centang Biru. 

Tambah cantik deh profil saya berhiaskan centang biru itu. Merah berpadu biru. Sungguh warna ceria yang mengharu biru. Satu lagi nikmat Allah yang tak mungkin dipungkiri.

"Lalu nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan? Tanya Allah pada kita di Surah Ar-Rahman kepada kita agar introspeksi diri.

Kedua, putri saya kemarin pukul 15.00 WIB resmi diterima di sekolah saya mengajar. Dari 1000 pelamar lebih, akhirnya Ananda saya diterima di sekolah tersebut. Sungguh nikmat Allah luar biasa juga.

Dua moment itu merupakan berkah Allah di bulan yang suci, Ramadhan ini. Semoga ke depan, saya bisa menulis dan menulis. Meraih tulisan-tulisan berlabel artikel utama. Berkah Ramadhan ini memang luar biasa.

Nah, bagi yang belum dapat berkah bersabar dulu, mungkin besok atau besoknya lagi. Atau sudah dapat berkah berbentuk lain. Aamiin. Karena itu mari kita menjaga ibadah agar puasa kita tetap mendapat pahala.

Meskipun menurut introspeksi diri, kita belum mendapat berkah, menjaga puasa agar tetap diberkahi dengan pahala yang tinggi. Karena itu mari kita tinggalkan 6 hal yang menghilangkan pahala puasa di bulan Ramadhan ini.

6 hal itu akan saling kait berkaitan satu sama lainnya. 

Pertama, Berdusta

Ketika  bermain hp hati-hati, jangan sampai melakukan perbuatan dosa, berdusta. Berdusta bisa berupa mengatakan sesuatu yang tak benar untuk maksud menyesatkan. Dusta merupakan pelanggaran paling serius terhadap kebenaran.

Berdusta berarti berbicara melawan kebenaran untuk menyesatkan orang yang mempunyai hak untuk mengetahui kebenaran. Quraish Shihab di buku M Quraish Shihab Menjawab, bahwa berbohong tak membatalkan puasa. Tetapi, berbohong mengurangi pahala puasa seseorang.

Contoh sikap berbohong, ketika di HP atau di laporan kerja memanipulasi data. Proses seseorang merekayasa data dengan melakukan perbuatan menambahkan, menyembunyikan, menghapus, mengganti, menghilangkan, atau mengaburkan informasi/data merupakan perbuatan dusta. Hati-hati bagi yang mengolah data.

Kedua, Ghibah (bergunjing)

Sesudah berdusta akan diiringi oleh ghibah atau bergunjing. Bergunjing atau ghibah yaitu membicarakan keburukan seseorang melalui lisan atau tulisan kita di media sosial. Membicarakan keburukan seseorang dengan perbuatan, mencontohkan sifat fisiknya dengan gerak tubuh untuk bermaksud mengolok-olok.

Ibaratnya ghibah itu kata Allah SWT, seperti orang lain yang memakan daging saudara sendiri yang sudah meninggal. Tentu menjijikkan bukan? Karena hal tersebutlah Allah SWT melarang kita untuk tidak mencari-cari keburukan orang lain.

Dalam surah Al-Hujurat ayat 12 Allah berfirman yang artinya, berbunyi:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."(QS. Al-Hujurat: 12)

Ketiga, Adu Domba

Sesudah dusta dan ghibah, manusia berpuasa akan digiring syetan untuk mengadu domba. Al-Baghawimenyebutkan, adu domba merupakan perbuatan seseorang dengan mengutip perkataan orang lain dengan tujuan untuk mengadu antara seseorang dengan si pembicara.

Sifat mengadu domba ini tentu tak asing lagi bagi kita. Adu domba dalam kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi misalnya.  Bertujuan untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan seseorang dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah ditaklukkan.

Konteks lain, politik pecah belah berarti pula mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat. Adu domba bisa berdampak perpecahan dalam sebuah negara.

Keempat, Sumpah palsu

Ketika seseorang sudah terdesak saat berdusta, mengghibah, dan mengadu domba, maka ia tak segan untuk bersumpah palsu. 

Sumpah palsu dalam hukum termasuk tindak pidana. Biasanya sumpah palsu berupa pemberian keterangan palsu di atas sumpah sesuai agama yang disumpah.

Ia memberikan keterangan tidak benar dan bertentangan dengan yang fakta sesungguhnya. Disebut sumpah palsu karena saksi tersebut, sebelum memberikan keterangan mengucapkan sumpah/janji menurut agama yang dianut.

Kelima, Memandang lawan jenis atau sesama jenis dengan nafsu sahwat

Hari ini, seseorang bersahwat bukan kepada lawan jenis saja. Tapi sudah melebar pula ke sesama jenis. Kita sebut homo dan lesbian. Ketiga sahwat itu akan menggugurkan pahala puasa berganti menjadi rugi yang hanya lelah menahan haus dan lapar.

Keenam, Suka mengeluarkan kata kata keji, caci, dan makian.

Jika di antara kamu ada yang berpuasa, maka janganlah berkata-kata sia-sia. Kata sia-sia di antaranya, berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh. "Jika kita dimarahi oleh seseorang, atau dimusuhi, hendaklah kita berkata bahwa: Saya sedang berpuasa," sabda Rasulullah.

Lalu bagaimana cara menghindari 6 hal yang menghilangkan pahala puasa itu?

Pertama, jauhi dusta

Yakinkan diri kita bahwa Allah itu dekat dan lebih dekat dari urat nadi leher, dan para malaikatNya selalu menyaksikan perbuatan baik juga perbuatan buruk yang dilakukan. Ada malaikat Raqib dan Atid yang akan merekam perkataan dusta itu.

Biasakan diri untuk selalu berkata jujur dan biasakan diri kita untuk tak terlalu banyak bicara hal yang tak perlu. Tong kosong nyaring bunyinya. Diam lebih baik daripada kita dusta.

Kedua, ganti ghibah, adu domba, dan sumpah palsu dengan dzikir

Kita harus selalu mengingat Allah dengan cara berdzikir. “Berdzikirlah (ingatlah) kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu!” (QS Al-Baqarah : 152). 

Allah berfirman di dalam surah Ar-Roud ayat 28 :

“Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tentram dengan dzikir pada Allah, ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka hati pun akan merasa aman dan tentram.”

Dengan dzikir, kita lupa akan semua hal buruk di atas, dusta, ghibah dan gunjing, adu domba, dan sumpah palsu.

Ketiga, hindari sahwat dan berkata kotor dengan tadarus atau membaca terjemahan Al Quran.

Pada dasarnya ibadah puasa dan tadarus membaca Al Quran dengan memahami artinya merupakan dua serangkai ibadah yang akan memberi syafaat kepada kita di dunia dan di akhirat kelak.

Pada dunia, orang yang berpuasa dan memahami Al-Quran akan tenang. Tidur dengan damai. Sahwat terjaga. Di akhirat semua akan bersaksi dan berbicara sesuai sabda Rasulullah.

Sebagaimana Rasulullah bersabda:

“Puasa dan Al Quran akan memberi syafaat (pertolongan) pada seorang hamba di hari kiamat.”

Puasa berkata: “Ya Tuhanku, karena aku orang tersebut menahan makanan dan syahwat. Berilah syafaat bagiku untuknya.”

Al Quran juga berkata: “Ya Tuhanku, karena aku orang tersebut menahan tidak tidur di malam hari. Berilah syafaat bagiku untuknya.” (HR Ahmad dan Thabrani).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun