WaAplikasi umum juga digunakan meluas ke minat seksual dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur atau remaja pasca pubertas dibawah umur. Para peneliti merekomendasikan bahwa tidak tepat menggunakan dihindari, karena orang yang melakukan pelecehan seksual anak umumnya menunjukkan gangguan mental.
Beberapa pelaku tak memenuhi untuk standar diagnosa klinis pedofilia, dan standar diagnosis klinis berkaitan dengan masa prapubertas karena tak semua pedofil benar-benar melakukan pelecehan tersebut.
Pedofilia pertama kali secara resmi diakui dan disebut pada akhir abad ke-19. Sebuah jumlah yang signifikan di daerah penelitian telah terjadi sejak tahun 1980-an. Saat ini, penyebab pasti dari pedofilia belum ditetapkan secara meyakinkan.
Penelitian menunjukkan bahwa pedofilia mungkin berkorelasi dengan beberapa kelainan neurologis yang berbeda, dan sering bersamaan dengan adanya gangguan kepribadian lainnya dan patologi psikologis.Â
Dalam konteks psikologi forensik dan penegakan hukum, berbagai tipologi telah disarankan untuk mengkategorikan pedofil menurut perilaku dan motivasinya. Adanya tingkat IQ yang rendah. Gangguan kepribadian antisosial, Penyalahgunaan zat, dan Gangguan parafilia.
Pendapat lain mengatakan bahwa pelecehan seksual pada masa kanak-kanak dan hiperseksualitas merupakan faktor risiko yang berpotensi memunculkan ekshibisionisme, tetapi hingga saat ini ternya belum ada data yang membuktikan hal tersebut.
Para orang tua sudah sepantasnya memantau dan waspada atas pergaulan anak sejak dini di lingkungan sekitar agar tak menjadi korban ataupun pelaku dari gangguan seksual ini. Bila menemukan, segera dilaporkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H