Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

OCD (Obsessive Compulsive Disorder) Bisa Dihindari dengan Pendekatan Agama

7 Maret 2023   04:46 Diperbarui: 7 Maret 2023   05:13 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OCD merupakan singkatan dari Obsessive compulsive disorder. Biasa disebut OCD. Merupakan salah satu jenis gangguan mental. Membuat penderita melakukan tindakan tertentu secara berulang kali.

Lho kok mirip autis?  Sedangkan autis merupakan sebutan bagi anak yang mengalami gangguan pada sistem saraf dan mempengaruhi perilaku sehari-hari anak. 

Autis disebut juga dengan neurobehaviour. Seseorang yang menunjukkan gejala gangguan autis dapat diamati pada tahun ketiga setelah lahir. Tapi, tidak sedikit yang sudah mengalami autis sejak lahir.

OCD ini sedikit berkaitan dengan gangguan kecemasan dan bisa meningkat ke tahap depresi. Apakah sama OCD dan ASD?

OCD dan Autisme (Autistic Spectrum Disorder/ASD) adalah dua kondisi yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda pula.

OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi atau pikiran yang berulang-ulang, dan mengganggu si penderita dan orang lain. Diikuti dengan kompulsi atau tindakan berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang muncul akibat obsesi tersebut.

OCD biasanya tidak mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berinteraksi sosial atau kemampuan berbicara. Namun, orang lain yang merasa terganggu.

Sedangkan kondisi Autism atau ASD merupakan kondisi neurobehavioral yang mempengaruhi perkembangan sosial dan komunikasi seseorang.

Gejala ASD bisa berbeda-beda pada tiap individu. Gejala tidaklah sama satu individu dengan individu lain. Namun, beberapa gejala pada umumnya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.

ASD kesulitan berkomunikasi dan berperilaku repetitif yang berulang. ASD bisa pula mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berbicara atau belajar, tapi tidak selalu terjadi pada semua individu yang mengalami kondisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun