Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tujuh Jurus Edukasi Sakti untuk Remaja Putri agar Terhindar dari Predator Seks

18 Februari 2023   17:24 Diperbarui: 18 Februari 2023   17:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darurat predator seks oleh keluarga terdekat sedang melanda negeri kita saat ini. Mirisnya, sang predator adalah ayah kandung korban yang seharusnya menjadi pelndung bagi sang putri. Inilah fenomena tantangan remaja putri kita.

Remaja

Remaja tentu tak asing buat Ayah Bunda. Remaja adalah anak kita. Seseorang yang tumbuh dari anak-anak menjadi dewasa. Dewasanya seharusnya mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Di usia ini remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Mereka sedang mengalami proses perkembangan sebagai persiapan memasuki masa usia dewasa. Rasa ingin tahu mereka terkadang tak bisa mereka bendung sehngga semua hal dicobai.

Orangtua harus mengawasi mereka di usia ini dengan sabar. Mengapa harus sabar ? Karena di usia ini mereka sensitif. Mudah tersinggung karena perasa. Ketika anak remaja putri Ayah Bunda berubah fisik, mereka kadang merasa malu. Mereka harus diberitahu apa guna terjadi perubahan fisik itu.

Perubahan fisik pada remaja putri sebagai persiapan untuk menjadi seorang ibu. Misalnya haid, penanda putri Anda subur dan balig (dosa tanggung sendiri). Maka ia harus menjaga diri. Menjaga ibadahnya.

Tak boleh melakkan hubungan seks sebelum menikah. Ia harus menjaga dirinya, terutama fisiknya. Pada remaja putri ada selaput dara bernama perawan. Ini adalah segel bahwa dirinya mash suci dan gadis perawan. Beri pelajaran kepadanya Bunda, bahwa ia tak boleh disentuh lelaki manapun.

Miris, di Sumatera Barat, dua kasus ayah kandung dalam minggu ini terkuak melecehkan putrinya sendiri. Bukan satu dua kali si ayah melakukannya. Tapi sudah 13 tahun. Hingga minggu lalu si anak melahirkan putri tapi cucu si ayah. Ini terjadi di Kota Sejuk Padang Panjang berjuluk 'Serambi Mekkah'.

Demikian pula yang terjadi di Kota Padang, si ayah menjemput putrinya di sekolah, kemudian membawa putrinya ke toilet masjid. Mereka pun berbuat mesum di sana hingga warga setempat menggerebek.

Kasus pemerkosaan anak oleh ayah kandung pun pernah terjadi, dilansir dari Kompas.com (22/3/2022), anak baru berusia delapan tahun di Semarang, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah diperkosa ayahnya.

Terungkap setelah makam korban dibongkar atas persetujuan keluarga. Kematian bocah 8 tahun itu terbukti akibat kekerasan seksual. Ternyata dilakukan ayah kandungnya.

Kasus pemerkosaan anak di Solo, dilansir Kompas.com (24/3/2022), menimpa EGF (13) siswa SMPdi Kota Solo, Jawa Tengah. Diperkosa ayah kandungnya. Miris, pemerkosaan dilakukan di samping ibu kandung EGF yang sedang tidur. 

Aksi bejat ayah kandung EGF, terkuak ketika EGF bercerita kepada teman sekolahnya, lalu temannya melaporkan kejadian tersebut ke paman dan ibu EGF.

Fitrah Remaja Putri

Demikian juga pertumbuhan pada payudara remaja putri, sebagai persiapan untuk menjadi seorang ibu, kelak. Menyusui anak-anaknya. Sehingga perubahan fisik bukanlah sesuatu yang memalukan. Tapi itu kodrat wanita. Fitrah remaja putri.

Haid juga merupakan fitrah remaja putri. Ketika haid, remaja putri perlu pendampingan Bunda. Bunda yang harus mendampingi bukan Ayah, agar anak terpelihara dari predator. Baik Bapak kandung, saudara laki-laki kandung,tetangga, atau temannya.

Bunda, beri ia ilmu, cara menjaga kebersihan diri selama haid. Bagamana cara memakai pembalut dan bagaimana cara membersihkan diri selama haid. Tanyakan apakah ada keluhan selama haid. Misalnya mulas atau sakit perut.

Kedatangan tamu bulanan ini kadang memicu rasa jijik pada putri kita. Bunda perlu memberi pengertian bahwa darah haid bukanlah sesuatu yang menjijikkan. Darah haid bila tak keluar akan memicu penyakit.

Dengan pemberian pembelajaran keputrian ini, maka remaja putri meyakni diri bahwa haid adalah tamu bulanan yang perlu dinantikan. Bila ia hadir rutin, berarti putri kita sehat dan subur.

Selain menjaga kebersihan diri, putri kita perlu kita awasi. Edukasi tentang bahaya laki-laki yang mendekatinya. Bahaya melakukan seks di luar nikah. Bahaya bagi kesehatan dan masa depannya. Edukasi ia bahwa predator seks ada di mana-mana.

Apa saja jurus yang perlu Bunda ajarkan kepada remaja putri kita agar terhindar dari sergapan predator seks?

Pertama, Jurus Jarum Pentul Sakti (Peniti)

Ajarkan untuk waspada. Ajarkan remaja putri selalu menyiapkan jarum peniti di baju atau di kotak pensil terdekat. Waspada kepada laki-laki manapun, termasuk Ayah kandung, saudara laki-laki kandng, apalagi laki-laki yang berada di luar rumah.

Ajarkan putri kita untuk memperhatikan dan mewaspadai setiap hal di sekitarnya. Jangan mudah percaya dengan lelaki dan jangan menerima pemberian mereka, misalnya minuman, makanan, dan lainnya, bisa jadi ada obat tidur atau perangsang di dalamnya.

Segera tinggalkan lokasi bila ada indikasi predator seks. Seperti, lelaki mulai mendekat atau merayu. Segera keluar dari zona tersebut. Cari tempat yang ramai. Jika terlanjur mendekat, tusuk dengan jarum peniti. 

Kedua, Jurus Bersikap Tegas Nan Sakti

Bertindak tegaslah, jangan meninggalkan remaja putri di rumah dengan laki-laki karena aksi pelecehan seksual dapat terjadi. Kasus pemerkosaan dan pelecehan, bisa disumbangkan ayah kandung atau saudara kandung.

Ini dipicu oleh minimnya seks edukasi yang dimiliki anak putri kita. Maka, seks edukasi sangat penting diberikan. Anak harus tahu, bahwa meski itu ayah, selaku orang terdekat, atau kakak kandung, jika mereka ada indkasi menyentuh bagian tubuh yang tertutup pakaian dalam, maka hal itu tak boleh.

Jika melihat atau mendapatkan perlakuan yang melanggar batasan, ajarkan si anak bertindak tegas untuk melawan tindakan tersebut. Katakan bahwa tindakan tersebut tidak pantas. Harus dilawan.

Jika terdesak, gunakan jurus pertama, jurus tusuk pakai jarum peniti untuk mengantisipasi dan menghentikan tindakan predator. Tusukan jarum akan membuat pelaku menjerit.

Gunakan kesempatan untuk melarikan diri ke ruang lain atau keluar rumah.  Tarik perhatian orang lain jika ada seseorang yang mengganggu. Misalnya dengan berteriak keras, bicara dengan lantang, atau bahkan menusuk pakai jarum. 

Ketiga, Jurus Mencari Tempat Aman yang Sakti

Bila berada dalam situasi berbahaya, ajarkan anak untuk meminta bantuan kepada orang lain. Jika tak ada orang lain, suruh anak untuk berpindah lokasi ke tempat yang lebih aman agar mudah mendapat pertolongan.

Hindari anak putri sendirian di rumah, sebaiknya dibawa ke tempat kerja atau dititip kepada tetangga yang tidak ada lelaki di rumahnya. Jangan lupa tetap diajarkan dan diingatkan jurus pertama dan kedua. 

Keempat, Siapkan Nomor Telepon Sakti

Simpan dan tulis nomor telepon sakti/darurat, polisi, ambulans, dan keluarga di telepon di dinding kamar dan telepon genggam. Posisikan nomor dalam daftar panggilan cepat agar mudah untuk menghubungi nomor telepon mereka di saat genting.

Kelima, Jurus Sakti Observasi

Bunda wajib mengobservasi kelakuan dan indikasi seks suami. Jika Bunda mendapati suami tak melakukan shalat atau ibadah dengan benar, maka jangan percayakan anak putri atau putra kepada ayahnya. Suami bunda takkan kuat menahan godaan.

Observasi perlakuan suami Bunda kepada anak. Lhat matanya dan tatapannya kepada putri kita. Bila ada kelanan Bunda harus tegas dan berhak untuk melapor kepada pihak yang berwajib. Terbaik lagi meninggalkan suami yang tak berakhlak itu.

Keenam, Jurus Sakti Jalin Kedekatan dengan Anak

Bunda, yang paling penting, jalinlah kedekatan dengan anak putri bunda. Kedekatan melalui komunikasi yang baik dan jadilah sahabat baginya. Bukan ayahnya. Berperilaku menyenangkan agar anak selalu curhat kepada bunda.

Ketika anak mulai memasuki masa puber, dari usia 8 tahun, dekati anak sesuai lawan jenis. Misalnya, ayah dengan anak perempuannya jangan terlalu dekat, atau ibu dengan anak laki-laki boleh dekat berbatas. Jadilah Bunda figur sebagai role model terbaik baginya.

Tanyai remaja putri kita adakah lelaki yang melecehkannya. Buat ia nyaman bercerita kepada Bunda. Bukan kepada orang lain. Pantau hubungan putri kita dengan ayahnya dan lelaki manapun.

Ketujuh, Jurus Sakti Biasakan Anak Berpakaian Sopan

Ajarkan anak untuk berpakaian tertutup dan sopan, walau di rumah. Aalagi ketika keluar rumah. Bagi muslimah, lebih baik anak dibiasakan mengenakan pakaian tertutup dan berkerudung sejak dini.

Orang tua atau bunda harus mencontohkan terlebih dahulu. Itu akan mengajari anak batas-batas auratnya, meski di rumah. Dengan begitu, anak memiliki rasa malu dan selalu berusaha menutupi auratnya. Juga ketika keluar rumah.

Sambil kenalkan anak dengan aturan pergaulan. Bunda hendaknya mengawasi pergaulan anak, apalagi dengan lawan jenis. Ajarkan untuk bermain dengan teman yang berjenis kelamin sama.

Pergaulan dengan lawan jenis hanya jika ada keperluan. Dibenarkan, misalnya antara guru dan murid, dokter dan pasien, penjual dan pembeli, berorganisasi, dan keperluan positif lainnya, tapi tetap dalam pengawasan Bunda.

Itulah jurus Jurus Sakti Menghadapi Remaja Putri agar Terhindar dari Predator Seks baik oleh Ayah Kandungnya.

Untuk pemerintah, terutama lurah setempat, perlu menyontoh kelurahan yang mengadakan pertemuan sekali sebulan guna berdiskusi untuk mencegah terjadinya pelecehan, pemerkosaan, KDRT, dan penyimpangan sosiallain. Pertemuan blanan itu perlu agar tak terulang lagi.

Penyimpangan ini terjadi biasanya pada keluarga:

1. Rendah penddikan orang tua; 2. Rendah pengetahuan agama orangtua; 3. Rumah yang tidak memadai jumlah kamarnya; 4. Rendah taraf ekonomi; 5. Ayah pengangguran atau banyak waktu luang; 6. Istri jarang di rumah karena menggantikan posisi susmi mencari nafkah; 7. Kurangnya pengawasan antar tetangga; dan 8. Kurangnya perhatian pemerintah dan pemuka agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun